"Semua berawal dari anak muda semuanya. Anak muda yang ribut terus mengaitkan dengan kelompoknya (Kei dan Pelauw). Itu terjadi di malam minggu," kata Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Adam Erwindi kepada detikcom, Selasa (25/1/2022).
Perkelahian pada Sabtu (22/1) malam itu berlanjut hingga Minggu dini hari. Pertikaian sempat berupaya diselesaikan secara kekeluargaan antarkelompok.
"Kemudian sudah diselesaikan namun ternyata belum (belum damai), ya masih ada dendam terjadi ribut lagi di situ, ada penganiayaan lagi, luka," kata Adam.
Selanjutnya, pada Senin (24/1), sekitar pukul 23.00 WIT, salah seorang pemuda Kei berinisial KR (20) dihadang dan disabet parang dan tombak oleh kelompok pemuda Pelauw. Penganiayaan tepatnya terjadi di Jalan Sungai Maruni, Kelurahan Sawagumu, Distrik Sorong Utara, ketika KR bermaksud menghadiri rapat di Sekretariat Kei.
Sejumlah rekan KR yang mengetahui KR dianiaya segera melapor kepada rekan-rekannya di Sekretariat Kei. Kelompok pemuda Kei langsung ke luar untuk mencari pelaku. Sementara KR yang terluka dibawa ke RS Solube Solu, Kota Sorong, namun dinyatakan meninggal saat dirawat.
Sementara kelompok pemuda Kei terus berupaya melakukan pembalasan, namun kelompok pemuda Pelauw mengamankan diri ke arah Jalan Gunung Jufri. Selanjutnya, kelompok pemuda Kei diduga membakar THM Double O berujung 17 warga tak bersalah tewas terbakar karena terjebak kebakaran.
Saat ditanya soal penindakan pelaku bentrokan dan pembakaran, Kombes Adam mengatakan jajaran Polresta Sorong dan Papua Barat masih menyelidiki. Keterangan saksi-saksi dikumpulkan guna mengungkap pelaku.
"Kapolda sudah perintahkan untuk tindak tegas jadi kami lagi nyari saksi-saksi. Belum, belum (ada pelaku yang diamankan). Sampai hari ini masih saksi-saksi semua," pungkasnya.
(hmw/nvl)