Tawuran antar-pelajar bukan suatu peristiwa awam di Bekasi, Jawa Barat (Jabar). Berbagai upaya telah dan akan dilakukan demi mencegah tawuran antar-pelajar di Bekasi.
Teranyar, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono ingin ada pemberian materi khusus kepada siswa sebelum pulang sekolah. Keinginan tersebut buntut dari tewasnya seorang pelajar SMP akibat tawuran.
Durasi pemberian materi khusus sebelum siswa pulang ini tidak sampai hitungan jam. Materinya, berkaitan dengan etika dan harapan orang tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi sudah disampaikan bagaimana kita sekarang setiap 15 menit terakhir proses pembelajaran. Itu diberikan semacam etika, kemudian diingatkan harapan orang tua, doa, dan lain sebagainya," kata Tri di sela-sela kunjungan kerja di SMAN 1 Kota Bekasi, Jalan KH Agus Salim, Senin (17/1/2022).
Tak dipungkiri, pemberian materi sebelum pulang ini tidak langsung begitu saja menghentikan tawuran antar-pelajar di Bekasi. Namun upaya pencegahan tetap harus dilakukan.
"Tentunya, yang selanjutnya mengoptimalkan kinerja dari unsur pemda, baik itu Satpol dan Dishub, termasuk tiga pilar yang ada. Lebih baik kita mencegahlah," sebut Tri.
Wakil Gubernur (Wagub) Jabar UU Rizhanul Ulum turut merespons keinginan Plt Wali Kota Bekasi. Uu berbicara soal nilai-nilai nasionalisme.
Simak di halaman berikutnya.
Lihat juga Video: Sederet Fakta Bentrok Warga vs Debt Collector di Cisarua
Wagub Jabar ingin nilai-nilai nasionalisme kembali ditanamkan kepada para siswa di sekolah. Dengan harapan, dapat mencegah siswa tawuran.
"Tanamkan rasa nasionalisme dan perkuat dasar negara Pancasila," ucap Uu di SMAN 1 Kota Bekasi, Jalan KH Agus Salim, Senin (17/1).
Secara khusus, Uu menaruh perhatian terhadap aksi tawuran yang terjadi di Bogor, Karawang, Sukabumi, hingga Ciamis. Menurutnya, peningkatan pengawasan terhadap para siswa harus segera dilakukan.
"Saya menguatkan kembali kepada para guru dan kepala sekolah, termasuk KCD (kantor cabang dinas), untuk memberikan pengawasan yang ditingkatkan kepada siswa-siswa," tutur Uu.
Guru pun memiliki peranan besar terhadap perilaku siswa. Guru, sebut Uu, harus menjadi sosok yang dapat ditiru siswa, tentu dalam hal kebaikan.
"Kemudian guru ditiru. Namanya guru, harus menjadi kebiasaan bukan karena hanya tekstual yang diberikan kepada siswa-siswi, tetapi kontekstual. Suri tauladan juga harus diberikan kepada siswa, supaya begitu mudah mencerna apa yang disampaikan di kelas," papar Uu.
Aksi tawuran antar-pelajar belum lama ini terjadi di Bekasi, hingga menyebabkan 1 siswa meregang nyawa.
Baca di halaman berikutnya.
Pada awal 2022, tepatnya 4 Januari, tawuran antar-pelajar terjadi di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Pemicu tawuran pun masalah sepele.
Mulanya, sekelompok siswa SMP yang bersama-sama naik motor berpapasan dengan rombongan siswa SMP lain. Tawuran pun tak bisa dihindari.
Akibatnya seorang siswa terkena bacok. Namun, setelah sampai di rumah sakit, nyawa siswa SMP tersebut tetap tak tertolong.
Sehari berselang, Rabu (5/1) malam, polisi berhasil menangkap dua pelaku pembacokan. Keduanya adalah YH (14) dan AM (14).
Pelaku diamankan di daerah Cibarusah. Barang bukti yang diamankan adalah 1 buah jaket sweater, 1 buah kaus warna hitam, 1 buah celana pendek.
"Pelaku sudah diamankan di Polsek Cikbar (Cikarang Barat), dua orang," ujar Kapolsek Cikarang Barat Kompol Teddy Hertanto ketika dihubungi detikcom, Rabu (6/1).
Tersangka YH disangkakan Pasal 351 (3) KUHP, sementara tersangka AM disangkakan Pasal 351 (3) KUHP juncto Pasal 55 (1) KUHP dengan ancaman hukuman paling lama 7 tahun penjara.