Postingan video di akun Twitter Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyita perhatian usai sejumlah netizen mengoreksi ilustrasi yang ditampilkan di video itu bukan sirkuit Mandalika, melainkan sirkuit di Portugal. Sebelum itu, ada satu lagi postingan foto ilustrasi yang diunggah Jokowi menuai kontroversi.
Dihimpun detikcom, Senin (17/1/2022), setidaknya ada dua postingan ilustrasi yang diunggah Jokowi di media sosial dan menuai kontroversi. Pertama, postingan yang dituding mengambil ilustrasi dari media Turki. Kedua, postingan ilustrasi tentang sirkuit Mandalika yang keliru padahal sirkuit di Portugal.
Tudingan Akun Jokowi Ambil Gambar Media Turki
Unggahan pertama yang menuai sorotan adalah ilustrasi seseorang bermasker dan memegang petromaks. Istana meluruskan dugaan warganet yang menyebut Jokowi mengambil gambar ilustrasi dari media Turki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Netizen menduga gambar itu mengambil dari ilustrasi media Turki. Gambar Jokowi memegang lampu petromaks, bermasker dobel, dan berjaket hijau diunggah Jokowi di pelbagai akun media sosial resminya, Senin (12/7).
Gambar itulah yang disebut warganet mirip dengan ilustrasi di media Turki, Mersi (situs mersiplus.com). Judul artikelnya adalah 'DEPREM, TRUMP-BİDEN DERKEN UNUTULDU AMA DURUM İÇ AÇICI DEĞİL', bertanggal 5 November 2020.
Gambar ilustrasi yang digunakan di media berbahasa Turki itu mirip sekali dengan ilustrasi yang digunakan Jokowi. Ada perbedaan, misalnya ilustrasi Jokowi menggunakan masker dobel, sementara ilustrasi di media Turki tidak menggunakan masker dobel.
Melihat tanggal unggahan media Turki lebih dulu ketimbang unggahan Presiden Jokowi, netizen menduga akun Presiden Jokowi mengambil dari media Turki itu.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, membantah dugaan warganet itu. Bey menjelaskan pihak Istana tidak mengambil dari media Turki itu, melainkan menggunakan gambar yang disediakan situs konten kreatif.
Bey juga menegaskan ilustrasi itu bukan gambar gratisan. Pihak Istana membayar langganan konten kreatif itu untuk digunakan.
"Ilustrasi dari IG @jokowi berasal dari sebuah situs konten kreatif digital berbayar, dimana tim kami sudah berlangganan sejak lama dan masih memiliki subscription yang aktif sehingga diperbolehkan untuk menggunakan dan memodifikasinya. Penggunaan yang kami lakukan juga kami sesuaikan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dari situs tersebut," kata Bey Machmudin.
Terkait adanya kesamaan pada desain ilustrasi itu, menurut Bey, wajar. Sebab, lanjut Bey, siapa saja yang berlangganan di situs konten kreatif bisa mengunduh desain yang sama.
"Hal Ini merupakan hal umum dilakukan dengan berkembangnya creative source termasuk dalam hal desain grafis, musik, klip video, dan lain sebagainya. Kesamaan desain pada suatu konten dapat terjadi karena siapa saja yang berlangganan layanan situs konten kreatif tersebut bisa mengunduh desain yang sama," ujar Bey.
Simak video 'Nah Lho! Twitter Jokowi Posting Sirkuit di Portugal Ditulis Mandalika':
Baca selengkapnya di halaman berikutnya.
Posting Sirkuit di Portugal Ditulis Mandalika
Posting-an Jokowi kedua yang menyita perhatian adalah soal sirkuit Mandalika. Unggahan itu kemudian dihapus setelah sejumlah netizen mengoreksi ilustrasi yang ditampilkan di video bukan sirkuit Mandalika, melainkan sirkuit di Portugal.
Jokowi awalnya mengunggah video ilustrasi tentang sirkuit Mandalika dengan disertai caption mengenai keindahan Nusa Tenggara Barat (NTB). Di video itu, ada ilustrasi Jokowi sedang mengendarai motor.
Selain itu, ditampilkan juga beragam ilustrasi keindahan dari Pulau Lombok, NTB. Dalam penjelasannya, Jokowi menyebut siapa pun yang datang ke Lombok akan terpesona dengan keindahan alamnya.
"Lombok bukan hanya Mandalika, lokasi sirkuit balap kelas dunia. Siapa pun yang berkunjung ke Lombok, NTB, akan terpesona oleh bentang alamnya, dari laut sampai gunung. Pantai Tangsi, Gili Trawangan, Gunung Rinjani, Sendang Gile, Bukit Merese, desa-desa adat, dan sebagainya," tulis akun Twitter @jokowi.
Beragam reaksi kemudian muncul. Salah seorang netizen bahkan mengoreksi bagian yang ditampilkan dalam video ilustrasi Jokowi bukan Mandalika.
Netizen tersebut menduga sirkuit yang ditampilkan di video ilustrasi itu sama dengan sirkuit di Portugal. Setelah ramai diperbincangkan, postingan video ilustrasi di akun Twitter Jokowi itu hilang.
detikcom sudah mencoba menghubungi Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin hingga stafsus Mensesneg Faldo Maldini untuk meminta penjelasan mengenai postingan Jokowi itu. Namun sampai saat ini belum ada pernyataan yang disampaikan.
Tim Medsos Jokowi Dinilai Perlu Dievaluasi
Wakil Ketua Komisi II DPR Luqman Hakim ikut mengomentari soal postingan Jokowi yang kini telah dihapus. Luqman meminta Mensesneg Pratikno mengevaluasi kerja tim media sosial Jokowi,
"Saya tidak tahu admin akun medsos Presiden Jokowi apakah perseorangan atau tim, tetapi seharusnya di dalam ruang lingkup Kementerian Sekretaris Negara. Menurut saya, Mensesneg ikut bertanggungjawab apabila terjadi kecerobohan yang dilakukan admin akun medsos Presiden, seperti yang terjadi kemarin itu. Karena itu, Pak Pratik perlu mengevaluasi kinerja tim medsos Presiden," ujar Luqman saat dihubungi terpisah.
Luqman menyarankan Pratikno untuk membuat standar baku pengelolaan akun medsos Presiden. Langkah itu diharapkan dapat mencegah kekeliruan kembali terjadi.
"Meski postingan gambar sirkuit Portugal di akun medsos Presiden sudah dihapus, tetap perlu dievaluasi. Kecerobohan seperti itu tidak boleh terulang lagi. Maka, selain evaluasi personalia admin medsos Presiden, saya sarankan agar Pak Pratik menyusun SOP baku pengelolaan akun medsos Presiden, di antaranya dengan memastikan setiap postingan sudah melalui tahapan chek and rechek serta quality control," beber Luqman.
"SOP ini penting agar tidak terulang lagi kasus salah posting gambar atau tulisan pada akun medsos Presiden Jokowi. Kesalahan seperti ini, bukan hanya mempermalukan Presiden Jokowi, tetapi juga merusak nama baik bangsa dan negara Indonesia," sambung dia.