Sebuah tanggul beton setinggi betis orang dewasa di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur, meresahkan warga karena menutupi badan jalan dan menghalangi akses warga untuk melintas. Tanggul tersebut tampak kini sudah dirobohkan.
Pantauan detikcom di lokasi, Minggu (16/1/2022), pukul 09.15 WIB, terlihat tanggul tersebut sudah dirobohkan. Terpantau masih terlihat sejumlah batu bata dan pasir dari sisa tanggul tersebut dibiarkan berada di pinggir jalan.
Akses jalan di Jalan Teluk Tomini kini terlihat sudah tidak lagi terhalang tanggul. Lokasi tanggul tersebut tampak dipasangi portal. Hingga kini akses Jalan Teluk Tomini, tepatnya perbatasan antara RT 09 dan RT 11, belum dapat dilewati.
Warga di sekitar lokasi bernama Miko menyebut perobohan tanggul tersebut sudah seharusnya dilakukan. Pasalnya, tanggul tersebut dibangun di atas jalan yang kerap digunakan warga sekitar untuk melintas.
"Itu kan sudah memang semestinya ya, fungsi fasilitas umum sebagai jalan raya sudah harus dikembalikan," kata Miko kepada detikcom, Minggu (16/1/2022).
Di sekitar lokasi, suasana terpantau sepi. Hanya ada sejumlah petugas dari Petugas Penanganan dan Sarana Umum (PPSU) DKI Jakarta sedang membersihkan lokasi.
Seperti diketahui, anggul beton sepanjang 10 meter menutupi jalan di perumahan kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Tanggul itu menimbulkan keresahan warga lantaran menghalangi mobilitas sehari-hari.
Tanggul setinggi betis orang dewasa itu menutupi akses antara RT 09 dan RT 011. Tanggul itu memang dibangun oleh salah satu warga karena sudah jengah banjir kian berulang tanpa ada tindak lanjut.
Resahnya lagi, pembangunan tanggul ini tidak diketahui oleh salah satu warga setempat. Warga bernama Sumarni ini pun tak mengetahui alasan tanggul ini dibangun.
"Kurang tahu juga ya, karena dia bangun sendiri dan tidak ada persetujuan dengan warga juga," katanya saat ditemui oleh detikcom, Sabtu (15/1/2022).
Salah satu petugas keamanan, Chandra, mengungkapkan alasan tanggul itu dibangun. Dia mengatakan pembangunan tanggul itu disebabkan rasa kesal serta kecewa warga kepada pihak Kecamatan Duren Sawit karena rumah warga yang sering kebanjiran.
"Iya awalnya sih ada salah satu warga yang kesal karena setiap hujan datang itu, wilayah perumahan ini sering banjir semata kaki bahkan sampe pernah sedengkul waktu itu. Itu karena memang saluran air yang tidak bisa menampung air dari berbagai tempat yang masuk, jadi melimpahnya ke kita ini," kata Candra saat ditemui di lokasi.
Simak juga 'Penampakan Tanggul Sungai Citarum yang Longsor di Bekasi':
(rak/rak)