Buka-bukaan Bripka Mernawati Buntut Viral Berbahasa China di Singkawang

Buka-bukaan Bripka Mernawati Buntut Viral Berbahasa China di Singkawang

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 16 Jan 2022 07:41 WIB
Video polisi di Singkawang, Kalbar, bicara menggunakan bahasa China di ruang publik diviralkan. Polres Singkawang mengungkap fakta di balik video tersebut. (Screenshot video viral)
Video polisi di Singkawang, Kalbar, bicara menggunakan bahasa China di ruang publik diviralkan. Polres Singkawang mengungkap fakta di balik video tersebut. (Screenshot video viral)
Singkawang -

Aksi seorang polwan di Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar), menjadi sorotan. Aksinya dikaitkan oleh sebagian netizen dengan nasionalisme dan Sumpah Pemuda, lantaran polwan tersebut berbicara kepada warga dengan bahasa Kek (bahasa daerah China).

Dilihat detikcom, Kamis (13/1/2022), polwan itu berbicara menggunakan pengeras suara dalam video yang viral. Dia didampingi sejumlah polisi lainnya.

"Itu kearifan lokal, karena di situ banyak warga keturunan Tionghoa yang sudah tua. Kita edukasi agar mereka mau divaksin, jadi gitu. Seperti di Jawa, menggunakan bahasa Jawa," ujar Kasat Binmas Polres Singkawang Iptu Supiyanto saat dihubungi detikcom, Kamis (13/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polwan itu adalah Bripka Mernawati, anggota Bagian Administrasi Satbinmas Polres Singkawang. Dalam video yang sama, tampak Bripka Menarwati menggerakkan badannya secara berputar mengarah ke masyarakat yang ada di sekitar lokasi.

Sejumlah warga yang menyimak bahkan ada yang merekam momen tersebut. Di video juga terlihat polwan dan polisi laki-laki itu berdiri di depan Mobil Penyuluhan Binmas Polres Singkawang.

ADVERTISEMENT

"Ini nggak ada tendensi macam-macam, kita edukasi pakai bahasa ibu. Karena sehari-hari di sana juga menggunakan bahasa itu. Biar cepat kejar target vaksin karena kita ketinggalan, harus masif. Kita juga pakai bahasa Dayak, bahasa Madura," jelas Supiyanto.

Bripka Mernawari Buka Suara

Wanita kelahiran 1985 ini mengaku sudah berulang kali menggunakan bahasa Kek dalam kegiatan sosialisasi vaksinasi COVID-19 ke masyarakat Kota Singkawang. Dia mengaku bahasa Kek merupakan bahasa percakapan dengan ibunda sejak dirinya masih kecil.

"Saya sebenarnya dari kecil sudah tahu bahasa Kek, karena memang ibu saya orang Tionghoa dan bapak saya Jawa," kata Bripka Mernawati, saat ditemui di Mapolres Singkawang, Sabtu (15/1/2022), seperti dilansir Antara.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Tonton juga: Kisah Pedagang Asongan Difabel, Berkilau di Lintasan Renang

[Gambas:Video 20detik]



Dengan kepandaian itulah, Mernawati mencoba terobosan baru, yakni menggunakan bahasa Kek untuk mengedukasi masyarakat Kota Singkawang, khususnya lansia, agar mengerti dan paham akan pesan yang hendak dia sampaikan.

"Hasilnya, mereka (para orang tua dari kalangan Tionghoa) sangat antusias mengikuti vaksinasi yang digelar Polres Singkawang dalam empat hari ini. Saya berharap capaian vaksinasi bisa meningkat di Singkawang," tuturnya.

Menurutnya, fakta di lapangan, banyak lansia dari kalangan Tionghoa di Singkawang yang kurang paham bahasa Indonesia. Para lansia justru lebih mengerti bahasa Kek.

"Mengingat di Singkawang ini mayoritas orang Tionghoa, sehingga sewaktu sosialisasi saya coba menggunakan bahasa Kek dan tak disangka banyak dari mereka yang datang ke Mapolres untuk mengikuti vaksinasi," ungkapnya.

Melihat dampak positif dari strategi pendekatan itu, Mernawati bertekad terus melakukan sosialisasi vaksinasi COVID-19 dengan bahasa Kek, khususnya kepada masyarakat Tionghoa di pinggiran kota.

"Mengenai pro-kontra di media sosial biarkan saja, karena saya memang mengambil dari sisi positifnya saja, dengan tujuan agar orang tua dari kalangan Tionghoa yang tidak mengerti bahasa Indonesia bisa mengerti dengan bahasa yang kita sampaikan," katanya.

Sosialisasi vaksinasi dengan bahasa Kek yang telah dilakukan Bripka Mernawati sejauh ini masih sebatas di tengah Kota Singkawang, seperti Pasar Turi, Jalan Sama-Sama, dan Jalan Raya Sakok.

"Ke depan akan kita sasar ke daerah-daerah pelosok yang memang banyak warga Tionghoa-nya," jelasnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Tonton juga: Kisah Pedagang Asongan Difabel, Berkilau di Lintasan Renang

[Gambas:Video 20detik]



Didukung Atasan

Iptu Supiyanto mengatakan masyarakat Singkawang bersifat heterogen. Mayoritas masyarakat di sana adalah keturunan Tionghoa.

Sosialisasi Bripka Mernawati dengan bahasa Kek dilakukan di tempat-tempat yang mayoritas dihuni warga Tionghoa.

"Tujuannya untuk menggugah orang-orang tua dari kalangan Tionghoa agar mau mengikuti vaksinasi secara masif. Karena vaksinasi ini sangat penting," tegas Supiyanto.

Supiyanto menilai pendekatan dengan strategi ini malahan patut disebut terobosan. "Secara kebetulan, ada anggota kita yang bisa berbahasa Kek akhirnya kita lakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa itu ke masyarakat Tionghoa," ujarnya.

Cap Go Meh SingkawangSuasana Cap Go Meh di Kota Singkawang, Kalimantan Barat (Wilianto/d'Traveler)

Supyanto mengaku usai mendengarkan sosialisasi vaksinasi COVID-19 yang disampaikan Bripka Mernawati, kegiatan vaksinasi di Polres Singkawang makin ramai. Bahkan ada warga yang hendak menjalani vaksin tapi tak dapat datang ke Mapolres diberi layanan antarjemput secara gratis.

"Mudah-mudahan apa yang kami lakukan dengan inovasi ini bisa mempercepat capaian target vaksinasi di Kota Singkawang," harapnya.

Tonton juga: Kisah Pedagang Asongan Difabel, Berkilau di Lintasan Renang

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 3
(aud/aud)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads