Harapan serupa disampaikan Kepala Dusun Aholeang, Lukman. Menurutnya, kebutuhan yang saat ini sangat mendesak bagi para pengungsi adalah hunian permanen. Dia meminta Pemerintah segera memberikan kejelasan.
"Saya selalu ditanya masalah itu, saya tidak tahu menjawab karena belum ada kejelasan dari pemerintah. Olehnya itu, kami berharap pemerintah segera merealisasikan hunian permanen ini, karena kasihan sudah satu tahun tinggal di tenda pengungsian," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kepala Desa Mekatta Haeruddin mengungkap sedikitnya 117 kepala keluarga (KK) dari desanya yang masih bertahan hidup di pengungsian dan membutuhkan hunian permanen dengan rincian dari Dusun Aholeang sebanyak 76 KK, sedangkan dari Dusun Rui sebanyak 41 KK.
"Kami berharap Pemerintah segera merealisasikan hunian permanen untuk para pengungsi. Karena itu yang sangat mendesak sekarang ini," terang Haeruddin.
Penjelasan Pemerintah Setempat
Kepala BPBD Majene Ilhamsyah memberikan jawaban terkait keluhan pengungsi yang membutuhkan hunian tetap. Menurutnya, Pemerintah setempat telah menyediakan lahan sebagai tempat relokasi untuk warga Dusun Aholeang dan Dusun Rui.
Selanjutnya, saat ini sedang dilakukan pembangunan 10 unit rumah hunian untuk pengungsi. Pada tahap berikutnya akan dibangun 40 unit hunian.
"Jadi pembangunan huntapnya sementara dilakukan," beber Ilhamsyah dalam wawancara terpisah.
Sementara itu, Wakil Bupati Majene Arismunandar menambahkan, pemerintah Kabupaten Majene telah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk membantu percepatan pembangunan sarana dan prasarana pada kedua dusun tersebut.
"Kami sudah meminta data kepada Pak Desa, terkait kebutuhan sandang pangan, seperti beras, pakaian, alat masak, dan mandi. Kami usahakan lewat Kementerian Sosial agar kebutuhan tersebut bisa terpenuhi," pungkasnya.
(hmw/mud)