Suara Anker Merespons Wacana Tarif KRL Naik Jadi Rp 5.000

Suara Anker Merespons Wacana Tarif KRL Naik Jadi Rp 5.000

Mulia Budi - detikNews
Jumat, 14 Jan 2022 14:53 WIB
Tarif KRL commuter line bakal naik menjadi Rp 5.000 masih dalam kajian. Usulan tersebut masih didiskusikan sebelum disampaikan ke Menhub.
Ilustrasi KRL (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Wacana kenaikan tarif dasar KRL untuk 25 km pertama dari Rp 3.000 menjadi Rp 5.000 menuai pro dan kontra dari warga pengguna KRL atau sering disebut anak kereta (anker).

Salah satu pengguna rutin KRL, Shelma (28), mengaku tak masalah tarif dasar KRL naik asalkan dibarengi peningkatan fasilitas. Dia menilai kondisi di dalam gerbong kereta terlalu padat.

"Selama fasilitasnya baik ya, terus, apa namanya... kan sering ya kita berangkat kerja pulang kerja masih ada yang berdiri kayak gitu-gitu, kayak udah mepet banget gitu. Kalau misalnya masih ada space atau apa pun buat kenyamanan penumpangnya, nggak masalah sih naik juga," ujar Shelma di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (14/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun dia menolak kenaikan tarif KRL jika kondisi di dalam gerbong KRL masih penuh sesak. Dia mengatakan kondisi berdesakan di dalam KRL membuat penumpang tak nyaman.

"Tapi kalau menurut aku, ya dengan keadaan kita misalnya masih berdiri gitu-gitu, kadang yang sampai kita empet-empetannya kayak nggak karuan dalam kereta, kayaknya mending nggak usah dinaikin dulu sih itu. Itu sih kalau masih kayak gitu, mendingan nggak usah dinaikin dulu deh, gitu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Anak kereta lainnya, Merry (63), mengatakan kenaikan tarif dasar harus dibarengi peningkatan kenyamanan bagi penumpang. Dia mengatakan saat ini penumpang harus berdesakan di dalam gerbong KRL, padahal sedang pandemi Corona.

"Banyak masih berdiri juga dempet-dempet begitu, padahal kan lagi pandemi kan, harusnya dibatasi dong katanya, ya kita yang duduk udah jaga jarak, yang berdiri ini masih tetep," ujarnya.

Merry mengatakan tidak mempermasalahkan kenaikan tarif dasar tersebut. Namun dia berharap layanan bagi penumpang juga semakin baik.

"Tapi kalau untuk naik dengan keadaan masih berjejal, terus udah gitu lansia, kadang-kadang mereka (penumpang lain) tuh duduk, terus tidur, lansia mau duduk, (mereka) belagak tidur aja, nggak dikasih duduk begitu, deh. Saya pernah pagi saya naik kereta, ya begitu, penuh, nah terus saya sebagai lansia nih, mau duduk mereka lagi tidur, sampai ngorok-ngorok lho, bener," kata Merry.

"Nah itu saja sih kalau bagi saya, naik ya nggak masalah, mungkin memang harus naik," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Tarif Antigen di Stasiun Pasar Senen-Gambir Turun Jadi Rp 35.000':

[Gambas:Video 20detik]



Pengguna KRL lainnya, Dewi (51), juga mengaku tak masalah jika tarif dasar KRL naik. Namun dia berharap ruang bagi lansia dan orang yang membutuhkan tempat duduk ditambah.

"Ya nggak apa-apa kalau memang itu alternatif yang terbaik. Iya, ditambah space tempat duduknya. Seringnya nggak dapat kalau pulang kerja, padahal sudah ada prioritas lansia, tapi tetap saja, tergantung kesadaran," ujarnya.

Pengguna KRL bernama Andri (39) mengaku tak masalah jika tarif KRL naik menjadi Rp 5.000. Tapi dia menuntut agar kenaikan tarif dibarengi perbaikan layanan.

"Selama fasilitasnya dibenerin, dilengkapin, nggak masalah buat saya. Ya kayak ini sebagai contoh AC-nya kadang suka nggak dingin, yang jaga jarak juga ini belum. Katanya kan volume sudah 100 persen, tapi kayaknya masih banyak yang nggak jaga jarak. Itu yang duduk jaga jarak, tapi yang berdiri nggak. Hampir setiap hari saya ke kantor naik kereta naik KRL," tuturnya.

Penolakan terhadap wacana kenaikan tarif datang dari pengguna KRL, Erwan (47). Dia menilai kenaikan tarif KRL hanya menambah pengeluaran warga.

"Nggak setuju ya, kan nambah di pengeluaran. Mending nggak naik sajalah," ujar Erwan.

Seperti diketahui, rencana kenaikan tarif KRL Commuter Line ini sedang dikaji. Usulan itu sedang dibahas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Hal itu diungkapkan oleh Kasubdit Penataan dan Pengembangan Jaringan Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Arif Anwar dalam diskusi publik virtual yang diadakan Instran, Rabu (12/1).

"Nah, ini dari hasil survei tadi, ini masih ada tahap diskusi juga. Kita akan usulkan penyesuaian tarif kurang lebih Rp 2.000 pada 25 km pertama. Jadi kalau yang semula sebesar Rp 3.000 untuk 25 km ini jadi Rp 5.000," papar Arif.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads