Wacana soal kenaikan tarif KRL Commuter Line mengemuka. Rencananya, tarif dasar yang tadinya Rp 3.000 untuk 25 km pertama akan dinaikkan menjadi Rp 5.000.
Wacana ini sedang dibahas di Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Kenaikan yang berlaku akan terjadi pada tarif dasar 25 kilometer pertama perjalanan KRL. Sementara itu, untuk tarif perjalanan setiap 10 km setelahnya tidak mengalami kenaikan.
Kasubdit Penataan dan Pengembangan Jaringan Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Arif Anwar mengatakan alasan utama penyesuaian tarif KRL karena belum pernah naik sejak 2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tarif KRL sudah tidak alami penyesuaian sejak tahun 2015. Tarif 25 km pertama Rp 3.000 dan 10 km berikutnya Rp 1.000 telah lama tidak naik," ucap Arif dalam diskusi publik virtual yang diadakan Instran, Rabu (12/1).
Arif Anwar menjelaskan Tarif yang akan naik adalah tarif dasar sejauh 25 km untuk tarif KRL. Bila awalnya tarif KRL untuk 25 km pertama hanya Rp 3.000, rencananya dinaikkan menjadi Rp 5.000, atau tepatnya naik Rp 2.000.
Sementara itu, untuk tarif lanjutan KRL 10 km berikutnya tetap di angka Rp 1.000. Tidak mengalami kenaikan.
Terkait hal ini, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Muhammad Arwani Thomafi mewanti-wanti agar rencana kenaikan tarif KRL ini dikaji secara matang. Kemampuan masyarakat harus diperhatikan mengingat dampak dari pandemi Corona.
Nah, menurut kalian yang sehari-hari jadi anak kereta (anker) setuju nggak sih kalau tarif KRL dinaikkan?
Sertakan pendapat kalian di kolom bawah ini ya!
Simak Video 'Tarif Antigen di Stasiun Pasar Senen-Gambir Turun Jadi Rp 35.000':