Wanti-wanti Pemerintah Saat Puncak Omicron Diprediksi di Februari

Wanti-wanti Pemerintah Saat Puncak Omicron Diprediksi di Februari

Tim Detikcom - detikNews
Rabu, 12 Jan 2022 20:02 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: Lucas Aditya/detikcom
Jakarta -

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan perkiraan puncak kasus Omicron terjadi pada Februari mendatang. Pemerintah meminta masyarakat tetap waspada tetapi tak perlu panik. Pemerintah juga telah menyiapkan strategi menghadapi puncak kasus Omicron, apa saja?

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada Rabu (12/1/2022). Luhut mengatakan perkiraan tersebut berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, di mana varian Omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta.

"Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," kata Luhut seperti dilansir Antara, Selasa (11/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, kata Luhut, sebagian besar kasus yang terjadi berpotensi bergejala ringan. Jadi pemerintah menyiapkan strategi yang berbeda dengan penanganan varian Delta.


Kemenkes Prediksi Kasus Harian di DKI Bisa Capai 21 Ribu

Pemerintah memprediksi puncak kasus Omicron di Indonesia terjadi awal Februari mendatang. Kasus Omicron di Jakarta diperkirakan bisa mencapai 21 ribu dalam satu hari.

ADVERTISEMENT

"Perkiraan bisa 21.000 (kasus)," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi kepada wartawan, Selasa (11/1/2022). Siti menjawab pertanyaan soal perkiraan puncak kasus COVID-19 di Jakarta.

Siti menuturkan untuk perkiraan kasus Omicron di Indonesia, dia menyebut bisa mencapai 60 ribu kasus tambahan dalam satu hari. Puncak Omicron pada Februari itu diprediksi terjadi pada minggu pertama atau kedua.

"Minggu ke-1 atau ke-2 Februari ya (prediksi puncak Omicron). (Kasus harian) sekitar 40.000-60.000 kasus," ucapnya.

Siti mengatakan kondisi pandemi akan kembali normal 2 minggu setelah puncak berdasarkan pengalaman di negara lain. Dia pun meminta masyarakat melakukan testing dini jika merasa sakit dan mengimbau warga tidak ke luar negeri.

"Perkuat prokes, testing dini kalau merasa sakit, segera vaksinasi, tidak ke luar negeri," jelasnya.

Selengkapnya halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Laporan Ridwan Kamil Soal Penambahan Kasus Omicron di Jabar

[Gambas:Video 20detik]



Luhut Yakin Kasus Omicron di RI Tak Setinggi Negara Lain

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi puncak kasus Omicron di Indonesia akan terjadi bulan depan. Namun dia yakin kasus Omicron di Indonesia tak setinggi negara lain.

"Belajar dari pengalaman yang lalu, saya yakin kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain. Namun syaratnya kita semua harus disiplin. Keberhasilan kita mengendalikan varian Omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan," ujar Luhut dalam keterangannya, Selasa (11/1/2022).

Luhut juga menuturkan Indonesia saat ini jauh lebih siap menghadapi gelombang omicron. Dia menuturkan capaian vaksinasi di RI sudah tinggi.

Luhut mengimbau masyarakat menunda bepergian ke luar negeri dalam 2-3 minggu ke depan. Skenario high alert juga telah disiapkan jika BOR rumah sakit mendekati 20 persen.

"Kami akan terus memonitor secara ketat perkembangan kasus dan akan mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan. Perawatan di RS akan menjadi salah satu indikator utama. Kami akan high alert ketika BOR mendekati 20-30%," jelasnya.


Pasien Omicron Masuk RS Dinilai Lebih Rendah Dibanding Delta

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan gejala pasien Omicron relatif lebih ringan meskipun mudah menyebar. Budi mengatakan pemerintah meminta masyarakat tetap waspada, tetapi tak perlu panik karena diperkirakan yang dirawat di RS lebih rendah dibanding saat gelombang Delta.

"Ciri-ciri dari varian ini adalah peningkatan jumlah kasusnya akan sangat cepat, akan sangat banyak namun baiknya relatif lebih ringan. Data penelitian menunjukkan 30 sampai 40 persen lebih ringan untuk pasien yang masuk rumah sakit," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Rabu (12/1/2022).

"Kita harus tetap waspada dan hati-hati, kita harus siaga namun tidak perlu panik, karena kasus yang masuk ke rumah sakit akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan kasus sebelumnya pada saat gelombang Delta," ujarnya.

Menkes Buka-bukaan Strategi Hadapi Gelombang Omicron

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan kunci menghadapi gelombang Omicron di Indonesia. Budi meminta masyarakat disiplin protokol kesehatan dan memakai masker.

"Cara menanggulangi menghadapi gelombang Omicron ini sama dengan seperti kita menghadapi virus SARS Cov-2, dan nomor satu yang paling penting kita harus disiplin menjalankan protokol kesehatan, pakai masker hal utama yang harus dilakukan," kata Budi, dalam konferensi pers virtual, Rabu (12/1/2022).

Pemerintah akan gencar melakukan survaliance, testing, tracing, dan treatment. Pemerintah juga akan meningkatkan reagen PCR.

"Kalau kita memang sudah terasa tidak enak, jangan ragu untuk PCR. Kami akan segera meningkatkan reagen PCR. Kemudian kalau memang kita sakit, lebih baik kita isolasi," katanya.

Selain itu dia menjelaskan ciri dari varian Omicron adalah penyebarannya cepat, tetapi gejalanya relatif ringan. Pemerintah menyiapkan strategi menyiapkan tempat isolasi mandiri.

"Karena Omicron ini umumnya ringan kita akan menyiapkan strategi perawatannya bukan di rumah sakit, tapi strategi perawatannya lebih isolasi mandiri di rumah atau pun isolasi terpusat. Sehingga banyak pasien yang terkena bisa sembuh sendiri di rumah dengan layanan telemedicine dan obat obatan yang nanti akan kita bantu," ujarnya.

Strategi ketiga adalah mempercepat vaksinasi terutama kelompok rentan seperti orang tua dan yang belum divaksinasi. Selain itu, pemerintah menyiapkan tempat tidur rumah sakit sebanyak 150 ribu.

"Pemerintah sudah mempersiapkan rumah sakit. Kita memiliki 80.000 tempat tidur yang siap sekarang yang sudah terisi 3.000, dan kita masih bisa meningkatkan jumlah kamar rumah sakitnya ke arah 150 ribu, kembali dari 3.000 yang sudah di-admit sekarang oleh pasien COVID-19," ujarnya.

"Kita juga sudah menyiapkan obat-obatannya 400.000 Molnuvirapir antivirus yang baru yang sudah datang di Indonesia. Kita juga sudah memastikan protokol kesehatan yang baru untuk perawatan di rumah sakit, belajar dari pengalamannya yang sudah lama kita siapkan," kata Budi.

Pemerintah juga telah menyediakan 16.000 lebih generator oksigen yang telah didistribusikan ke seluruh rumah sakit di seluruh Indonesia. Kemudian lebih dari 36 oksigen sudah dipasang di rumah sakit-rumah sakit wilayah timur di luar Jawa.

"Sekali lagi teman-teman kita tetap waspada, kita hati-hati, kita siaga, tidak usah tidak usah panik melihat kenaikan kasus nantinya insyaallah seperti yang di sampaikan Pak Menko kalau kita bekerja bersama kita pasti bisa," ujarnya.

Halaman 2 dari 3
(yld/yld)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads