Omicron Melonjak, Ahli Minta Vaksinasi Booster Kelompok Rentan Dikebut

Omicron Melonjak, Ahli Minta Vaksinasi Booster Kelompok Rentan Dikebut

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Rabu, 12 Jan 2022 06:32 WIB
Epidemiolog, Dicky Budiman. (Dok pribadi)
Foto: Epidemiolog, Dicky Budiman. (Dok pribadi)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan vaksinasi booster dimulai hari ini. Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mendorong agar vaksinasi booster ini dikebut bagi kelompok rentan sehingga menekan penularan virus Corona varian Omicorn.

"Kita apresiasi ini, sebagaimana sudah saya usulkan bahkan sudah sejak tahun lalu ya. Mekanismenya memang seperti itu, jadi kalau kita bicara untuk booster, tentu upaya atau peran dari pemerintah sangat penting, terutama dari skala prioritas untuk yang berisiko tinggi. Itu harus dikejar dan ditanggung, kalau digratiskan untuk semua masyarakat itu lebih baik lagi," kata Dicky kepada wartawan, Selasa (11/1/2022).

Dicky mendorong agar kelompok rentan digencarkan untuk memperoleh vaksinasi ke-3 ini. Sebab, kata dia, saat ini ancaman varian Omicron sudah di depan mata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Melihat urgensi ancaman dari Omicron plus, Omicron plus itu ya plus varian Delta, varian lain. Ini kita melihat bahwa secara paralel pada kelompok berisiko tinggi itu diberikan booster. Karena mereka sudah menurun lebih dari 5 bulan menerima dosis keduanya, ya mereka akan terpapar dan memiliki risiko besar untuk masuk ICU ataupun meninggal," tutur dia.

Vaksinasi Donis 1-2 Juga Digencarkan

Selain itu, Dicky juga menyoroti vaksinasi dosis pertama dan kedua bagi kelompok rentan di luar Pulau Jawa yang masih belum merata. Dia meminta agar vaksinasi dosis 1 dan 2 juga digencarkan, di samping pemberian vaksinasi booster ini.

ADVERTISEMENT

"Ini artinya kita tidak bisa kaku dalam mengkriteria ini. Karena saat ini dilematis memang, tapi pilihannya sudah jauh lebih sulit, karena kita relatif terlambat cakupan 50% walaupun sudah tercapai target WHO, tetapi cakupan lansia di luar Jawa belum semuanya," kata dia.

"Sehingga mau tidak mau respons ini melakukan dengan paralel untuk mempersempit ketimpangan. Akan juga berbahaya kalau kita fokus pada booster tapi dosis satu, dua terabaikan," lanjutnya.

Dicky berharap program vaksinasi itu bisa berjalan secara bersamaan. Dia mengingatkan bahwa perlu tenaga vaksinasi tambahan untuk mencapai target ini.

"Nah ini mau tidak mau pemerintah nggak ada pilihan lain selain melakukan penguatan akselerasi ini berbarengan. Tentu ini menuntun resources yang jauh lebih banyak. Tapi mau tidak mau ini kewajiban pemerintah. Karena kalau situasinya sudah seperti ini kita tidak bisa meninggalkan salah satu," katanya.

Simak Video 'Omicron Masuk RI, Kapolri Imbau Vaksinasi Covid-19 Makin Digenjot':

[Gambas:Video 20detik]



Selain itu, menurut Dicky, pemerintah perlu menggenjot vaksinasi booster bagi kelompok rentan dan lansia hingga awal Maret. Walaupun, pemerintah menggratiskan untuk semua masyarakat.

"Meskipun Pak Presiden menggratiskan booster kepada semua masyarakat, tapi untuk pelaksanaan awal, setidaknya sampai awal Maret atau akhir Februari ini untuk menggenjot terutama untuk kelompok rawan, kelompok berisiko tinggi, baik itu dari sisi pekerjaan baik dari sisi kondisi tubuh, lansia, komorbid dan lain sebagainya," jelas dia.

"Karena merekalah yang akan sangat rawan dan berpotensi paling besar berkontribusi dalam kasus parah, kematian dan termasuk long COVID, sehingga ini yang harus dikejar lebih awal. Paralel tetap juga pemberian dosis 1 dan 2," ungkapnya.

Presiden Jokowi telah mengumumkan rencana pemerintah menggelar vaksinasi Corona dosis ketiga atau booster untuk warga. Vaksin booster diberikan mulai hari ini.

"Mulai 12 Januari 2022 pemerintah akan melaksanakan vaksinasi ketiga dengan prioritas bagi lansia dan kelompok rentan," kata Jokowi dalam konferensi pers virtual, Selasa (11/1).


Tonton video 'Vaksinasi Booster Gratis Dimulai Hari Ini, Catat Skemanya!' di sini:

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 2
(lir/knv)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads