Pemprov DKI Jawab Kritik JPO 'Kapal Pinisi' Sudirman Tak Ramah Pejalan Kaki

Pemprov DKI Jawab Kritik JPO 'Kapal Pinisi' Sudirman Tak Ramah Pejalan Kaki

Indra Komara - detikNews
Senin, 10 Jan 2022 17:01 WIB
Warga melintas disamping proyek jembatan penyebrangan orang (JPO) Pinisi di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (6/1/2022). JPO berkonsep Kapal Pinisi saat ini progresnya sudah mencapai 98 persen dan memasuki tahap penyelesaian akhir. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
Penampakan JPO Pinisi di Sudirman (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Jakarta -

Jembatan penyeberangan orang (JPO) bertema kapal pinisi di Karet, Sudirman, menuai kritik karena dianggap tidak ramah pejalan kaki. Pemprov DKI menyebut revitalisasi JPO itu kebanyakan disenangi warga.

"JPO di situ dipergunakan banyak sekali pejalan kaki yang mau menyeberang. Rata-rata pada senang dengan direvitalisasi JPO Karet. Apa lagi ada anjungan pandang yang bisa membuat mereka menjadi ruang ke tiga menikmati suasana indahnya kota Jakarta," ujar Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho, kepada wartawan, Senin (10/1/2022).

Hari menyebut pembangunan JPO Karet sudah memperhitungkan keamanan dan kenyamanan untuk pejalan kaki sehingga, menurutnya, JPO tersebut sudah ramah pejalan kaki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita membuat JPO sudah memperhitungkan dari segi keamanan dan kenyamanan pengguna pejalan kaki. Baik yang normal maupun yang lansia, ibu hamil dan penyandang disabilitas," paparnya.

Kritik JPO Karet muncul dari Koordinator Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus. Dia menilai pengutamaan pejalan kaki yang tepat, yakni menyediakan pelican crossing alias perlintasan sebidang yang gampang dilalui pejalan kaki dan pengguna kursi roda.

ADVERTISEMENT

Dia menyebut biaya pembangunan dan pemeliharaan JPO megah semacam JPO Karet Sudirman memakan dana tinggi. Alfred menilai satu pembangunan JPO bisa dikonversi menjadi 100 pelican crossing.

"Penyeberangan sebidang seperti pelican crossing itu adalah bentuk yang paling ideal dan beradab lantaran bisa melatih kesabaran pengendara mobil dan motor untuk menunggu pejalan kaki. Namun, dengan JPO, mindset pengendara tidak akan berubah karena selalu dinomorsatukan di kota ini," tutur Alfred.

Adapun Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja, menilai JPO Karet Sudirman tidak bisa dikatakan sebagai fasilitas nyaman dan ramah pejalan kaki. Elisa menilai pelican crossing merupakan sarana terbaik bagi pedestrian.

Dengan adanya JPO, pejalan kaki harus berjalan menanjak demi menyeberang jalan. "Konsep JPO-nya sendiri tidak ramah pejalan kaki," kata Elisa, diwawancarai terpisah.

"Kalau mau bikin wahana pejalan kaki untuk berfoto-foto silakan, tapi ini tidak ramah pejalan kaki," kata dia.

Pelican Crossing Akan Dihilangkan

Pemprov DKI akan menghilangkan pelican crossing di dekat JPO bertema kapal pinisi di Sudirman. Penyeberangan orang itu dihapus setelah JPO baru itu difungsikan.

"Setelah JPO difungsikan pelican crossing dihilangkan," ujar Hari.

Hari menuturkan pelican crossing yang saat ini difungsikan hanya bersifat sementara sembari menunggu JPO itu rampung direvitalisasi. Dia mengatakan pembuatan JPO itu sudah memperhitungkan segi keamanan dan kenyamanan pejalan kaki.

"Karena fungsi pelican crossing hanya sementara saja pada saat JPO direvitalisasi," jelasnya.

"Kita membuat JPO sudah memperhitungkan dari segi keamanan dan kenyamanan pengguna pejalan kaki. Baik yang normal maupun yang lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas," paparnya.

Lihat juga video 'Gemerlapnya JPO Flyover Tapal Kuda Lenteng Agung di Malam Hari':

[Gambas:Video 20detik]



(idn/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads