Jalan nasional penghubung akses antara Likupang, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), dan Kota Bitung terputus akibat longsor dan curah hujan tinggi. Bupati Minut Joune Ganda menyebut pihaknya saat ini telah membuat penyeberangan darurat agar masyarakat bisa beraktivitas.
Akses jalan nasional yang putus itu tepatnya berada di antara Desa Pinenenk, Kabupaten Minut, dan ruas jalan Kayuwale, Kelurahan Pinasungkulan, Ranowulu, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Insiden longsor itu terjadi pada Minggu (2/1).
"Kita sedang mengupayakan untuk membuat jalan alternatif, di mana ini untuk memudahkan akses masyarakat untuk menuju ke Bitung maupun sebaliknya ke Likupang," kata Joune saat ditemui detikcom, Rabu (5/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joune mengatakan akses jalan yang terputus untuk sementara akan diperbaiki. Dia berharap masyarakat yang berada di lokasi rawan longsor tetap berhati-hati akibat dari curah hujan yang tinggi.
"Sekarang ini dalam proses perbaikan, di mana perbaikan ini juga dibantu oleh PT MSM. Karena itu juga bagian dari akses menuju ke perusahaan tersebut," tuturnya.
Joune menyebut pihaknya bakal terus memantau perkembangan perbaikan jalan tersebut sehingga persoalan akses menuju Likupang ke Bitung bisa segera teratasi dan diperbaiki. Dia juga memastikan akses jalan yang putus itu murni akibat bencana alam.
"Di mana hujan cukup deras, termasuk angin dan tanah longsor. Jadi betul-betul faktor alam," pungkasnya.
Dimintai konfirmasi terpisah, Wali Kota Bitung Maurits Mantiri mengungkapkan penyebab longsornya jalan itu. Menurut dia, berdasarkan informasi di lapangan, ada jalur air yang terbentur dan menabrak dinding di situ (jalan).
"Karena ini setelah diteliti penyebabnya karena itu, maka bukan lagi menjadi kewenangan kami. Sudah diteliti oleh pihak Balai Jalan," katanya.
Sementara itu, akses jalan yang terputus tersebut telah diinstruksikan untuk dilakukan penutupan. Maurits menjelaskan maksud penutupan jalan itu demi keselamatan masyarakat.
"Kemudian menyangkut wilayah keselamatan di tempat situ, kami meminta pihak MSM memberikan tanda-tanda larangan, dan bersama-sama dengan dinas perhubungan membantu," jelasnya.
"Yang pasti setelah akses jalan putus, langsung dikerjakan untuk membuka akses jalan, melakukan pengerasan di akses alternatif," lanjut dia.
Sementara itu, juru bicara PT MSM Hery Rumondor menepis tudingan yang beredar berkaitan rumor yang beredar bahwa longsornya jalan tersebut akibat aktivitas open pit. Dia menekankan longsornya jalan murni akibat bencana alam.
"Kebalikan, longsor dari jalan menutup sungai dan air meluap masuk ke pit, akhirnya kita tidak bisa beroperasi. Ini murni bencana," ujarnya.
Rumondor mengatakan PT MSM dan PT TTN tetap terus berkoordinasi dengan Pemkot Bitung dan pihak terkait untuk penanganan ke depan. Menurut dia, saat ini perusahaan fokus pada penanganan akses jalan agar tidak menghambat aktivitas masyarakat.
"Akses jalan dimaksud adalah pengalihan jalan ke area yang sudah dibebaskan PT TTN tidak jauh dari jalan utama yang terputus. Koordinasi cepat dengan Pemerintah Kota Bitung sehingga dapat antisipasi sehingga tidak adanya korban jiwa," imbuhnya.
"Sebelum kami mengalihkan telah berkoordinasi dengan petugas BPJN yang ada di lokasi, termasuk dengan Camat Ranowulu dan Lurah Pinasungkulan agar lalu lintas bisa lancar kembali," pungkasnya.
(maa/maa)