Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo, mendorong agar pembelajaran tatap muka (PTM) 100% ditunda usai PPKM DKI Jakarta kembali ke level 2. Rahmad ingin PTM kapasitas 100% ditunda hingga siswa-siswi telah divaksin secara keseluruhan.
"Berkaitan dengan pemberlakuan PTM kapasitas 100% ini saya kira, kita harus sikapi dengan catatan-catatan. Seyogyanya bisa dalam waktu seminggu atau 2 minggu diundur sampai pada anak-anak didik kita sudah divaksin secara keseluruhan baik 1 maupun 2, paling tidak semua divaksin terkhusus buat anak2 yang 6-11 tahun harus dapat vaksin lebih dulu, itu lebih bijak," kata Rahmad kepada wartawan, Selasa (4/1/2022).
Namun apabila tetap dipaksakan PTM digelar 100%, legislator PDIP itu juga memberi catatan. Pertama adalah percepatan vaksinasi untuk siswa-siswi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selagi proses (PTM) 100% ini, berproses juga percepatan vaksinasi bagi anak-anak kita yang sudah memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan 6-11 tahun termasuk sampai 18 tahun itu harus proses percepatannya dalam waktu seminggu ke depan atau 2 minggu ke depan sudah terjadwal rapih. Sehingga sudah tervaksin secara keseluruhan anak-anak kita itu, baik melalui sekolah maupun pusat layanan kesehatan yang sudah disiapkan," jelasnya.
Catatan kedua yakni agar Dinas Kesehatan DKI Jakarta secara masif, terukur, dan terstruktur melakukan random sampling test PCR maupun antigen kepada siswa setiap sekolah yang ada di Jakarta. Hal itu perlu dilakukan agar bila ditemukan OTG bisa terlacak dan segera diambil langkah untuk menghentikan sementara PTM.
"Random sampling tes entah itu 25% dari keseluruhan siswa dipilih secara acak sehingga ketika ditemukan bisa 3 hari sekali, 4 hari sekali atau seminggu sekali itu kita sampling anak-anak didik. Kalau ditemukan segera diambil langkah cepat segera antisipasi untuk menghentikan proses pendidikan secara tatap muka," ucapnya.
Simak Video 'PPKM Jakarta Kembali Naik Level 2 dan Sederet Aturan Lengkapnya':