Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi cakupan vaksinasi yang dicapai Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Menurut LaNyalla, capaian itu merupakan langkah positif untuk mengakhiri pandemi dan mempercepat pemulihan ekonomi.
Hal itu disampaikan LaNyalla dalam kunjungan kerja ke Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (4/1/2021).
"Vaksinasi yang diberikan kepada seluruh elemen masyarakat dan Pemerintahan Sulbar merupakan langkah yang sangat tepat. Dengan terbentuknya kekebalan kelompok akan memudahkan pemerintah daerah dalam mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat," ujar LaNyalla dalam keterangan tertulis, Selasa (4/1/2022).
Sebanyak 704.860 warga Sulbar sudah mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19, setara 64,71 persen dari target vaksinasi tahap pertama yang mencapai 1.089.240 jiwa. Sementara yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis kedua sebanyak 409.726 orang, atau 37,62 persen dari target.
"Dengan percepatan vaksinasi, para petugas pelayan publik dapat tenang menjalankan tugasnya tanpa khawatir tertular varian-varian baru COVID-19 yang terus bermutasi," sebut LaNyalla.
Ia menambahkan dalam rangka pemulihan ekonomi, Pemprov Sulbar perlu mengelola sumber daya alam yang melimpah dengan melibatkan sumber daya manusia setempat.
"Oleh karena itu, dengan target vaksinasi yang sudah dicapai masyarakat Sulbar tidak perlu khawatir dengan meningkatnya mobilitas manusia dalam upaya peningkatan aktivitas ekonomi," ungkap LaNyalla.
Di sisi lain, LaNyalla meminta jajaran Pemprov dan masyarakat Sulbar untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, ia berpesan agar masyarakat waspada dengan munculnya varian COVID-19 Omicron.
"Munculnya varian Omicron harus diwaspadai semua daerah. Para ahli mengatakan varian Omicron memiliki daya tular lebih cepat. Makanya kalau tidak ada langkah antisipasi lebih awal maka risikonya terjadi penularan yang lebih luas," tutur LaNyalla.
Menurut LaNyalla, jika penularan virus tak terkendali hal itu akan berpengaruh kembali pada upaya pemulihan ekonomi.
"Jadi sekali lagi perlu kewaspadaan semua pihak terhadap adanya varian baru. Akan menjadi sia-sia upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan jika penularan virus tidak diantisipasi," imbuhnya.
(fhs/ega)