Pondok Pesantren (Ponpes) As-Sunnah, Bagek Nyaka, Kecamatan Aikmal, Lombok Timur, dirusak orang tak dikenal karena pendiskreditan sejumlah makam leluhur. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta para penceramah menjunjung tinggi sikap saling menghormati dan tidak memancing emosi publik.
"Ceramah harus disampaikan dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Bukan dengan cara-cara menghina dan memprovokasi. Hal itu bukan mengundang simpati, tapi emosi," ujar Menag Yaqut dalam keterangannya, Senin (3/1/2022).
Adapun peristiwa perusakan diduga dipicu oleh viralnya ceramah salah seorang ustaz dari Ponpes As-Sunnah yang mengatakan menghina Makam Selaparang, Sukarbela, Alibatu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menag Minta Minta Polisi Usut
Meski demikian, Yaqut mengaku sangat prihatin dengan kasus perusakan ponpes di Lombok Timur ini. Yaqut juga menyesalkan peristiwa perusakan ponpes itu.
"Tindakan sekelompok orang yang main hakim sendiri merusak pesantren dan harta benda milik orang lain tidak bisa dibenarkan dan jelas merupakan pelanggaran hukum," tuturnya.
Lebih lanjut, kata Yaqut, dia meminta aparat keamanan mengusut kasus ini sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Di sisi lain, dia juga berharap masyarakat setempat tetap tenang dan tidak terpancing dengan aksi tersebut.
Yaqut meminta Kementerian Agama (Kemenag) setempat segera melakukan langkah-langkah proaktif agar kasus ini segera tuntas. Yaqut mau kerukunan umat beragama dipelihara.
"Kami harap semua pihak mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi di tengah masyarakat," imbuh Yaqut.
Sebelumnya, Ponpes As-Sunnah di Bagek Nyaka, Kecamatan Aikmal, Lombok Timur, dirusak orang tak dikenal. Polisi memeriksa enam saksi terkait perusakan ponpes tersebut.
"Untuk kemarin, 6 saksi sudah diambil keterangan," kata Kabid Humas Polda NTB Kombes Artanto kepada wartawan, Senin (3/1).
Kombes Artanto belum menjelaskan siapa saja keenam saksi tersebut yang diperiksa. Artanto mengatakan saksi yang diperiksa pihak yang berada di lokasi saat kejadian.
"Masih sekitar saksi yang ada di TKP saat kejadian," ujar Artanto.
(drg/jbr)