Eijkman Dilebur ke BRIN, PKS Khawatir Riset Vaksin Merah Putih Mandeg

Eijkman Dilebur ke BRIN, PKS Khawatir Riset Vaksin Merah Putih Mandeg

Eva Safitri - detikNews
Minggu, 02 Jan 2022 14:59 WIB
Scientists are done research on vaccine in laboratory with test tubes on Covid19 Coronavirus type for discover vaccine.
Ilustrasi vaksin (Foto: Getty Images/iStockphoto/chayakorn lotongkum)
Jakarta -

Tim pengawas COVID-19 Lembaga Eijkman dilebur ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Anggota Komisi VII DPR Mulyanto khawatir vaksin Merah Putih yang tengah dikembangkan itu mandek.

"Pemerintah jangan gegabah, perlu memikirkan soal ini secara saksama. Jangan sampai program strategis yang menjadi amanat LBM Eijkman, misalnya untuk mengembangkan riset vaksin Merah Putih menjadi mandek atau terbengkalai," kata Mulyanto kepada wartawan, Minggu (2/1/2022).

Wakil Ketua Fraksi PKS ini juga bicara nasib ilmuwan yang menjadi korban. Menurutnya, tidak mudah mencari ilmuwan pengganti dalam waktu singkat di tengah riset vaksin Merah Putih yang sedang dijalankan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan diberhentikannya para saintis yang mencapai 100 orang lebih serta dipindahkannya laboratorium LBM Eijkman jauh dari RSCM/FKUI, tentu menimbulkan kekhawatiran kita soal kelanjutan Riset Vaksin Merah Putih yang dimotori LBM Eijkman bersama BUMN Bio Farma," ujar Mulyanto.

"Karena tidak mudah mencari pengganti para saintis ini dalam waktu singkat, begitu pula posisi laboratorium yang strategis dekat dengan rumah sakit dan fakultas kedokteran, sehingga akses kepada sampel, bahan, alat, dan SDM medis sangat mudah. Ini akan membuat jadwal produksi Vaksin Merah Putih Eijkman semakin molor," lanjutnya.

Mulyanto mengatakan dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Konsorsium Riset COVID-19 terakhir terungkap bahwa riset Vaksin Merah Putih, yang dimotori LBM Eijkman, mundur dari jadwal semula.

ADVERTISEMENT

Hal itu karena Bio Farma tidak siap memproduksi vaksin berbasis protein rekombinan mamalia dan hanya siap kalau vaksin yang dikembangkan berbasis protein rekombinan ragi (yeast).

"Ditambah lagi dari hasil kunjungan kerja Komisi VII ke Bio Farma juga diketahui, bahwa seed vaksin yang disiapkan LBM Eijkman belum optimal untuk dikultivasi dan dimurnikan, sehingga perlu diteliti ulang oleh LBM Eijkman," ujarnya.

Menurutnya, peleburan Eijkman ke BRIN akan membuat proses riset vaksin merah putih jadi tak menentu. Mulyanto meminta pemerintah untuk menjelaskan duduk perkara agar Eijkman tak jadi lembaga yang sia-sia.


"Dengan perubahan kelembagaan LBM Eijkman seperti sekarang ini, maka pengembangan vaksin Merah Putih ini menjadi semakin tidak menentu nasibnya. Karenanya Pemerintah harus segera menjelaskan duduk-perkara soal ini kepada publik. Agar harapan publik terhadap produksi Vaksin Merah Putih dari LBM Eijkman ini tidak sekadar menjadi pepesan kosong," ujarnya.

(eva/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads