Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyampaikan pihaknya menaksir utang yang akan diwariskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan lebih dari Rp 7.000 triliun pada akhir 2024. NasDem menilai pernyataan Syaikhu hanya membawa narasi klasik dan tak membuktikan apa pun.
"Pernyataan Syaikhu ini cukup kita lihat sebagai pernyataan politik biasa. Wajar jika PKS menyatakan demikian walaupun berkali-kali fakta yang dipilih untuk diramaikannya pun tidak membuktikan apa pun," ujar Ketua DPP NasDem Willy Aditya saat dihubungi, Jumat (31/12/2021).
"Sudah terlampau biasa publik disuguhi narasi mencekam soal utang. Narasinya pun itu itu lagi, jumlah utang, beban generasi, bangkrut, dan seterusnya," lanjut dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, kata dia, setelah narasi soal utang itu dilontarkan, dia menyebut kehidupan masyarakat berjalan seperti biasa. Menurutnya, situasi ekonomi nasional tak lantas jadi bangkrut seperti yang diprediksi oleh Syaikhu dkk karena pengelolaan keuangan yang sesuai undang-undang.
"Apa yang terjadi kemudian, kehidupan berjalan biasa saja, tidak bangkrut seperti yang diprediksi oleh Syaikhu dkk bertahun-tahun lalu karena pengelolaan yang digariskan undang-undang," ujarnya.
Dengan demikian, Wakil Ketua Baleg DPR itu mengingatkan Syaikhu bahwa berpolitik tak sekadar mencari sensasi. Dia menuturkan bahwa benar Indonesia memiliki utang, tetapi perlu penjelasan lanjut soal pengelolaan utang itu. Menurutnya, ada kebermanfaatan masyarakat di balik angka utang itu.
"Penting untuk mengingatkan Syaikhu dan politikus lainnya bahwa politik bukan sekadar mencari sensasi seperti yang dilakukan Syaikhu ini. Toh, PKS punya anggota di DPR. Politik punya tugas mendidik. Benar bahwa Indonesia berutang, tapi kita perlu jelaskan untuk apa utang dipakai, bagaimana dia dikelola, apa yang akan didapat dari utang, berapa produksi nasional, dan banyak hal lain yang berguna untuk publik," katanya.
"Angka utang itu merepresentasikan banyak hal. Ada cerita di balik angka dan ini yang perlu disampaikan ke publik. Ada banyak perut yang terbantu, banyak kepala yang terisi, banyak kesempatan ekonomi yang terbuka, banyak fasilitas publik yang disediakan, dan masih banyak narasi faktual lainnya," kata Willy.
Willy menekankan, saat ini semua pihak membutuhkan motivasi untuk keluar dari belenggu pandemi COVID-19. Lantas, ujarnya, narasi murung dan bermentalitas lemah seperti pernyataan Syaikhu hanya akan memukul semangat di publik.
"Kondisi saat ini membutuhkan motivasi dan semangat untuk keluar dari pandemi dengan gemilang. Narasi mencekam, murung, negatifistik hanya akan memukul kembali semangat yang telah kembali tumbuh di publik. Kalau pilihan politik Syaikhu adalah untuk menularkan mentalitas lemah, murung, penakut, bahkan dekonstruksionis kepada publik, ya mereka akan mendapat apa yang telah dituainya," kata dia.
Simak selengkapnya pernyataan Presiden PKS Ahmad Syaikhu di sini.
Saksikan Video 'PKS: Jokowi Diprediksi Wariskan Utang Hingga Rp 10 Ribu Triliun':
Diberitakan sebelumnya, Presiden PKS Ahmad Syaikhu menaksir Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mewariskan utang lebih dari Rp 7.000 triliun. Sebab, menurut Syaikhu, per September 2021 ini utang pemerintah sudah mencapai Rp 6.000 triliun.
"Utang pemerintah per September 2021 telah mencapai angka yang sangat besar, yakni Rp 6.711 triliun. Para ahli ekonomi memperkirakan bahwa pemerintah Joko Widodo akan mewariskan utang negara hingga mencapai angka Rp 10 ribu triliun di akhir tahun 2024. Artinya, dalam 10 tahun pemerintahan Joko Widodo akan mewariskan tambahan utang negara lebih dari 7.000 triliun," kata Syaikhu dalam pidatonya di kanal YouTube resmi PKS, Kamis (30/12/2021).
Syaikhu menyebut utang negara yang besar itu akan ditanggung presiden di periode setelahnya nanti. Bahkan dia menilai dengan utang itu pembangunan nasional di periode yang akan datang akan terhambat.
"Siapa pun pemimpin yang akan terpilih nanti di 2024, maka mereka akan mewarisi beban utang yang begitu besar. Utang negara yang besar tersebut akan menjadi penghambat bagi proses pembangunan nasional di masa yang akan datang," katanya.