Ketua DPRD DKI Berang, Ini Rincian Pinjaman Rp 1,2 T Ancol yang Disorot

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 29 Des 2021 13:42 WIB
Rapat Komisi B DPRD DKI pada Selasa (28/12/2021). (Tiara/detikcom)
Jakarta -

Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi berang saat mendengar pemaparan Ancol soal pinjaman Rp 1,2 triliun ke Bank DKI. Pihak Ancol menjelaskan sebagian peruntukan dana pinjaman itu untuk investasi.

"Perencanaan-perencanaan apa yang kami lakukan, jadi Rp 334 (miliar) ini adalah untuk membiayai investasi periode tahun 2022 sampai 2023 sesuai perencanaan yang kami lakukan yang sifatnya belum kami putuskan atau kredit investasinya belum ditandatangani," ujar Direktur Keuangan Ancol Suparno saat rapat di Komisi B DPRD DKI, Selasa (29/12/2021).

Untuk diketahui, total pinjaman Ancol adalah Rp 1,2 triliun dengan rincian Rp 389 miliar, kredit investasi senilai Rp 516 miliar dan Rp 334 miliar. Suparno mengatakan Rp 334 miliar itu untuk sejumlah kegiatan, yakni investasi bersifat inovasi kedua project reguler.

"Di sini kita sampaikan, project barunya studi pengembangan Marina. Jadi ada kebutuhannya untuk studi, tapi harus kami kaji juga apakah layak atau tidak. Kita list down berapa biayanya. Jadi ada studi pengembangan Marina, studi off the sea, karena kita mau revitalisasi gate utama kita biar punya ambiance yang bagus," paparnya.

Adapun dana itu untuk gerbang timur. Project itu sudah masuk perencanaan 2022 sampai 2023.

"Total dari project pengembangan baru ini sekitar Rp 143 miliar yang sifatnya inovasi," kata dia.

Ketua DPRD Prasetio kemudian masuk di tengah-tengah rapat. Prasetio langsung mencecar soal pinjaman Rp 1,2 triliun.

"Bank DKI kucurkan kredit Rp 1,2 triliun ke Ancol, pinjaman itu ditandatangani 20 Desember 2021. Betul ya? Dua hari kemudian, 22 Desember 2021, Pemprov DKI Jakarta mengumumkan secara resmi Ancol sebagai lokasi gelaran Formula E. Ini saya sebagai legislatif ini kok terlalu banyak sekali kebetulan persoalan pinjaman keuangan Bank DKI ke Ancol," kata Prasetio.

Dia kemudian menyinggung soal janji Gubernur Anies Baswedan yang menyebut pelaksanaan Formula E tak lagi pakai APBD. Sebab, menurut Prasetio, sudah banyak dana publik yang digelontorkan untuk balap mobil listrik itu.

"Dana PT Jakpro ke Dinas Pemuda dan Olahraga, dan sekarang giliran pinjaman Bank DKI ke Ancol. Kita ini nggak goblok-goblok juga kok, ada satu kebersamaan pinjaman uang yang nggak kecil, Rp 1,2 triliun. Saya sebagai pimpinan Dewan saya agak risi, Pak, di situasi kondisi pandemi COVID-19 seperti ini," jelas dia.

Dia curiga dana pinjaman itu berkaitan dengan Formula E. Sebab, Prasetio menganggap revitalisasi gerbang Ancol sisi timur sama dengan lokasi dibangunnya Formula E.

"Ini sama, jadi lokasi yang akan diturunkan anggaran itu lokasi yang akan dibangun di Ancol. Pertanyaan saya, pembangunan sarana dan prasarana di Ancol timur untuk apa kok lokasinya sama dengan rencana sirkuit formula E? Anggarannya sama Rp 334 miliar. Bagaimana mekanisme untuk Ancol kembalikan pinjaman ke bank DKI ke depannya? ujar Prasetio.

Saat rapat Prasetio berulang kali memukul meja. Dia geram karena ada kredit triliunan rupiah di saat defisit.

"Kalau bicara masalah Ancol dengan apa yang diterangkan Pak Direktur Keuangan tadi, memang semua tahu 2020-2021 kita sedang defisit. Jangan mengumbar-umbar uang yang tidak perlu. Kalau bicara Ancol, saya dulu pembela Ancol, kok. Tempat wisata masyarakat. Sampai hari ini karena situasi dan kondisi kita harus bisa terima seperti itu. Sekali lagi saya tekankan, jangan menghambur-hamburkan uang," tegas dia.

Pihak Bank DKI juga kena cecar. Dia mempertanyakan apakah ada instruksi Anies soal pinjaman ini.

"Saya mau tanya Bank DKI, apa dasarnya diberikan pinjaman dari Bank DKI ke dispora? Apa perintah langsung dari Gubernur? Satu. Baru-baru ini Bank DKI juga memberikan pinjaman ke Ancol apa ini juga Instruksi dari Gubernur? Dua. Ketiga, dengan banyaknya yang memberikan pinjaman dengan jumlah yang cukup fantastis bagaimana kondisi likuiditas Bank DKI?" kata Prasetyo.

Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, Teuku Sahir, kemudian giliran bicara soal penggunaan pinjaman Rp 1,2 triliun. Dia menyebut Ancol terpaksa pinjam karena jika tidak bisa tutup selamanya.

"Terakhir, tentunya dalam pandemi ini, kalau kita nggak pinjam uang dan nggak minta PMD (penyertaan modal daerah), kondisi Ancol pasti akan tutup selamanya. Selama pandemi tetap harus makan hewan, wahana Dufan harus running tiap hari maintenance juga besar," kata Teuku.

Teuku mengungkap Ancol mengalami kesulitan keuangan sejak pandemi COVID-19 pada 2020. Kendati demikian, pengelola tetap harus membayar gaji karyawan hingga perawatan peralatan.

"Kita tidak ada PHK sedangkan pendapatan kita nol. Jadi kalau melihat sekarang (tahun ini) kita ada pendapatan. Jadi kalau refleksi tahun 2020 kita kesulitan keuangan sehingga kita harus pinjam untuk tutup itu. Kalau tidak, hewan kita tidak bisa kasih makan, Sea World tutup, pompa nggak bayar listrik, kemudian Dufan juga rusak, " jelasnya.

"Jadi dana Rp 334 miliar yang belum kita sign, hanya dalam bentuk plafon stand by loan Bank DKI. Tentunya akan kita keluarkan, akan kita minta ke Bank DKI jika kalau ada kebutuhan yang secara kajian bisnis layak dan feasible," ujarnya.

Lihat juga video 'Lika-liku Formula E Jakarta: dari Monas Hijrah ke Ancol':






(idn/imk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork