Pasien Omicron di Indonesia Bertambah, Ini 6 Pernyataan Luhut

Pasien Omicron di Indonesia Bertambah, Ini 6 Pernyataan Luhut

Tim detikcom - detikNews
Senin, 27 Des 2021 14:44 WIB
Pasien Omicron di Indonesia terus bertambah. Data terbaru per Minggu (26/12/2021) menunjukkan jumlah penyebaran Omicron di Indonesia menjadi 46 kasus.
Pasien Omicron di Indonesia Bertambah, Ini 6 Pernyataan Luhut (Foto: BBC Magazine)
Jakarta -

Pasien Omicron di Indonesia terus bertambah. Data terbaru per Minggu (26/12/2021) menunjukkan jumlah penyebaran Omicron di Indonesia menjadi 46 kasus.

Menko Luhut sebut mayoritas kasus tersebut berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Lalu, apa tindakan pemerintah selanjutnya? Simak ulasannya berikut ini.

Pasien Omicron di Indonesia: Kebanyakan Berasal dari Luar Negeri

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, pasien Omicron di Indonesia yang sudah terdeteksi sebanyak 46 kasus. Luhut juga menilai sebagian besar kasus Omicron di Indonesia berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh karenanya, Pemerintah kembali mengingatkan kepada masyarakat, untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri jika bukan untuk sesuatu yang benar-benar urgen," sebut Luhut.

Pasien Omicron di Indonesia: 1 Pasien Lolos dari Wisma Atlet

Luhut mengungkapkan ada 1 pasien Omicron di Indonesia yang lolos dari Wisma Atlet. Orang tersebut lolos dari karantina bersama dengan keluarganya.

ADVERTISEMENT

"Kemarin ada satu orang yang lolos dari situ karena pergi dengan keluarganya," ucap Luhut.

Dia tak menyebutkan lebih rinci soal siapa orang tersebut. Namun, Luhut meminta peristiwa ini tidak terulang lagi dan pemberian dispensasi karantina dilakukan lebih ketat.

"Ini kita harapkan tidak terjadi lagi. Tidak ada permintaan dispensasi yang tidak betul-betul alasan kuat. Dispensasi bisa diberikan dengan alasan kuat misalnya dokter kesehatan hal-hal urgent lain," katanya.

Pasien Omicron di Indonesia: Sebabkan Kematian Lebih Rendah Dibanding Varian Delta

Luhut menjelaskan bahwa varian Omicron menyebabkan tingkat kematian lebih rendah dibandingkan dengan varian Delta. Dengan demikian, hal ini sedikitnya bisa menjadi kabar baik bagi seluruh pihak.

"Berita baiknya, meski penyebaran terjadi dengan cepat, data-data dari negara lain menunjukkan varian Omicron menyebabkan kematian yang jauh lebih rendah dibandingkan varian Delta," jelasnya.

Pasien Omicron di Indonesia: Belum Ada Indikasi Peningkatan Kasus Corona

Luhut menegaskan pemerintah terus melakukan pengetatan pintu masuk Indonesia. Dia menjelaskan, saat ini belum terlihat indikasi peningkatan kasus Corona di Indonesia akibat munculnya Omicron.

"Berkat langkah-langkah tegas yang diambil Pemerintah untuk mencegah masuknya varian Omicron, kasus COVID-19 yang terjadi di Tanah Air masih berada pada tingkat yang rendah. Sudah 164 hari kasus tetap rendah, sejak puncak kasus varian delta pada 15 juli lalu dan hingga saat ini belum terlihat adanya indikasi peningkatan kasus akibat gelombang Omicron

Kendati demikian, Luhut mengingatkan kewaspadaan perlu ditingkatkan. Pemerintah akan memberlakukan pengetatan PPKM apabila kasus Corona kembali meninggi.

"Pemerintah tetap hati-hati dan waspada. Monitoring terhadap data COVID-19 dilakukan secara ketat hingga level kabupaten/kota," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Senin (27/12/2021).

Simak halaman selanjutnya untuk mengetahui pernyataan Luhut terkait pasien Omicron di Indonesia.

Pasien Omicron di Indonesia: Mikro Lockdown Jika Ada Penularan Lokal

Pasien Omicron di Indonesia kebanyakan berasal dari luar negeri. Luhut mengatakan pemerintah akan memberlakukan mikro lockdown jika terjadi penularan Omicron secara lokal.

"Melalui testing dan tracing yang kuat, langkah lockdown di level mikro, seperti yang dilakukan di Wisma Atlet, dapat kita implementasikan seandainya transmisi lokal varian Omicron sudah terdeteksi," katanya.

Pasien Omicron di Indonesia: Kepala Daerah Harus Perkuat Tracing

Luhut mengimbau setiap daerah untuk memperkuat testing dan tracing karena dalam beberapa waktu terakhir terjadi penurunan. Di beberapa daerah sempat melaporkan data 0 COVID-19, tetapi Luhut meminta kepala daerah untuk tetap konsisten melakukan testing dan tracing agar dapat mendeteksi varian Omicron.

"Karena mungkin di beberapa tempat sudah ada yang 0 sehingga mereka malas melakukan testing, namun demikian kami tetap mengimbau untuk melakukan testing itu karena OTG ditemukan banyak sekali dalam Omicron ini," katanya.

Halaman 2 dari 2
(azl/azl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads