RK Kenang Rancang Museum Tsunami Aceh: Banyak Meneteskan Air Mata

RK Kenang Rancang Museum Tsunami Aceh: Banyak Meneteskan Air Mata

Dea Duta Aulia - detikNews
Minggu, 26 Des 2021 20:30 WIB
RK di Museum Tsunami Aceh
Foto: Pemprov Jabar
Jakarta -

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunjungi Museum Tsunami Aceh yang ia desain di Jalan Sultan Iskandar Muda, Provinsi Aceh pada Sabtu (25/12) malam. Ini bertepatan dengan peringatan 17 tahun tsunami Aceh.

Dalam kunjungan tersebut, pria yang akrab dipanggil Kang Emil ini mengungkapkan rasa emosionalnya begitu terasa ketika memasuki ruang Sumur Doa. Pasalnya, dalam sumur tersebut berisi nama-nama korban dari tsunami Aceh yang berlangsung pada 26 Desember 2004 lalu.

"Dari semua bagian museum, ini (Sumur Doa) adalah ruangan yang paling emosional buat saya. Ini tempat kita berdoa untuk korban-korban tsunami dan di atas ada lafaz Allah, artinya apapun yang terjadi harus tawakal," kata Kang Emil dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedatangan Ridwan Kamil ke Museum Tsunami Aceh merupakan bagian dari kunjungan kerjanya di Provinsi Aceh yang dijadwalkan berlangsung hingga Senin (27/12) mendatang. Museum Tsunami sendiri merupakan salah satu karya arsitektur dari Ridwan Kamil.

Kang Emil mengakui dalam proses penciptaan rancang bangun Museum Tsunami Aceh, air matanya kerap menetes. Bahkan hal tersebut juga terjadi ketika mempresentasikan hasil rancangannya saat sayembara desain tingkat internasional untuk museum tersebut.

ADVERTISEMENT

"Saya banyak meneteskan air mata dalam proses sketsanya, termasuk dalam proses presentasinya pun saya terbata-bata karena ratusan ribu nyawa melayang akibat tsunami Aceh," ujarnya.

Ia menjelaskan, proses arsitektur Museum Tsunami Aceh merupakan akumulasi dari memori yang terekam dari peristiwa tsunami yang terjadi 26 Desember 2004. Filosofi Museum Tsunami Aceh, kata Kang Emil, merepresentasikan ketakutan, kesedihan, dan harapan.

"Prosesnya (rancang bangun) sekitar sebulan, tapi proses pencarian cukup intens, mencari cara sederhana agar masyarakat bisa merasakan langsung peristiwa itu, seperti ketakutan, basah, gelap, dan lainnya," ujarnya.

"Jadi setelah rasa takut yang ditandai lorong gelap dan gemericik air di bagian pintu masuk, lalu kesedihan dengan adanya sumur doa, dan terakhir harapan dengan hadirnya lorong menuju atap bangunan," imbuh Kang Emil.

Pada bagian atas, ia sengaja merancang untuk difungsikan sebagai tempat evakuasi yang menampung ribuan orang jika bencana tersebut kembali terjadi. Dari sisi rancang bangunnya, Ridwan Kamil memadukan rumah tradisional Aceh yang dibentuk seperti gelombang besar layaknya gelombang tsunami dalam tema besar bertajuk 'Rumah Aceh as Escape Hill'.

"Ini ibaratnya dataran tinggi untuk evakuasi jika tsunami kembali terjadi," ujarnya.

"Kini, Museum Tsunami Aceh menjadi destinasi wisata favorit wisatawan yang berkunjung ke Aceh, selain Masjid Baiturrahman yang jaraknya berdekatan dengan museum," pungkasnya.

(ncm/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads