Adu Klaim Dukungan Said Aqil Vs Yahya Staquf Jelang Pemilihan Ketum PBNU

Adu Klaim Dukungan Said Aqil Vs Yahya Staquf Jelang Pemilihan Ketum PBNU

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Kamis, 23 Des 2021 08:19 WIB
Kolase Said Aqil dan Yahya Staquf (dok. detikcom).
Kolase Said Aqil dan Yahya Staquf (dok. detikcom)
Lampung -

Dua kubu kandidat kuat Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj dan Yahya Cholil Staquf, sama-sama mengklaim telah mengantongi dukungan dari PWNU-PCNU di Muktamar ke-34 NU di Lampung. Lantas kekuatan calon mana yang lebih riil?

Dihimpun detikcom, Kamis (23/12/2021), informasi mengenai Muktamar NU masih dinamis. Per hari kemarin, agenda Muktamar NU baru menyelesaikan pembahasan tata tertib.

Hal itu membuat agenda lainnya mundur. Pleno II dengan agenda pembacaan dan pandangan terhadap laporam pertanggungjawaban PBNU mundur dari yang sedianya dijadwalkan pada Rabu (22/12) kemarin menjadi digelar pagi ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, titik kumpul tim kedua kubu tersentral ke beberapa titik. Tim pemenangan disebut masih mengumpulkan info terakhir dari lapangan mengenai potensi kekuatan.

Klaim Kubu Yahya Staquf

Sebelumnya, sebanyak 28 PWNU dan 440 PCNU diklaim menghadiri silaturahmi dengan calon Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di Graha Wangsa. Di akhir acara silaturahmi, mereka membacakan ikrar dukungan kepada Gus Yahya untuk memimpin PBNU.

ADVERTISEMENT

Ada tiga poin ikrar yang dibacakan dalam kesempatan tersebut. Pertama, mendukung penyelenggaraan Muktamar NU ke-34 di Lampung berjalan secara damai sejuk dan bermartabat. Kedua, mendukung penyelenggaraan Muktamar sesuai dengan protokol kesehatan.

"Ketiga, mendukung KH Yahya Cholil Staquf menjadi Ketua Umum PBNU masa khidmat 2021-2026," demikian ikrar yang dibacakan peserta seperti dalam keterangan tertulis, Rabu (22/12/2021).

Mereka di antaranya dari PWNU Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Kepulauan Riau, Bengkulu, NTT, NTB, Maluku, dan Gorontalo.

Selain itu, mayoritas PWNU yang diberi kesempatan menyampaikan dukungan PCNU di bawahnya memberikan dukungan kepada Gus Yahya. Salah satu di antaranya adalah PWNU Bengkulu.

Sepuluh cabang di bawah PWNU Bengkulu siap memberikan dukungan kepada Gus Yahya. Sementara itu, Kalimantan Selatan, 13 cabang juga mendukung Gus Yahya.

Dalam sambutannya, Gus Yahya menyampaikan kesiapannya menghidupkan lagi masa kejayaan NU seperti era kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

"Kita merindukan kejayaan Gus Dur. Tapi Gus Dur sudah tiada, dan tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya. Maka saya ingin mengajak untuk menjadi satu barisan untuk berupaya secara bersama-sama menghidupkan Gus Dur," ungkap Gus Yahya.

Dia juga mengajak semua pihak untuk menjadikan kesempatan Muktamar sebagai ajang untuk membangun kesepakatan untuk bekerja bersama. Dia menyerukan masa depan yang lebih baik bagi NU, bagi Indonesia, bagi Islam, dan bagi peradaban dunia, dengan cara menghidupkan Gus Dur.

Bagaimana dengan klaim kubu Said Aqil? simak di halaman selanjutnya

Kubu Said Aqil

Kubu Said Aqil juga mengklaim telah mengantongi dukungan dari 21 PWNU dan 399 PCNU. Data itu disebut berdasarkan hasil verifikasi tim.

"Insyaallah dengan izin Allah SWT pada akhirnya akan menang dalam Muktamar-34 NU di Lampung ini. Dari hasil verifikasi tim kerja kiai SAS sejauh ini kami sudah mengantongi 21 PWNU dan 399 PCNU dan belum termasuk puluhan PCNU pendukung kita yang SK-proses Arbitrase Panitia Muktamar," kata Sekretaris Tim Kerja Kiai SAS, Al Amin Nur Nasution, kepada wartawan, Rabu (22/12/2021).

Amin menepis kabar dukungan sejumlah PWNU dan PCNU ke Yahya Cholil Staquf. Dia menegaskan hal itu tidak jelas sama sekali.

"Soal kabar jumlah PWNU-PCNU yang mendukung Gus Yahya itu tidak benar alias ngawur, ngehitungnya gimana itu. Tadi malam di saat yang bersamaan dengan acara tersebut kami juga kumpul dengan belasan Ketua PWNU di salah satu tempat di Lampung," ujar Amin.

Skema Win-win Solution

Ketua PWNU DKI Samsul Ma'arif menyodorkan dua skema win-win solution terkait pemilihan Ketum PBNU. Skema pertama yaitu penempatan Said Aqil menjadi Ketua Umum PBNU. Sedangkan Yahya Staquf menjadi Waketum.

"Kalau saya misalnya pertama Kiai Said Ketua Umum, Yahya menjadi (Wakil) Ketua Umum yang mempunyai peran secara luas. Dan nanti Gus Yahya ini dipersiapkan untuk memimpin NU ke depan. Ini yang sering saya sebut sebagai istilah regenerasi sistemik. Ketua Umum sudah dipersiapkan dalam periode yang berjalan," ujar Samsul.

Namun, kata Samsul, peran Yahya Staquf sebagai Waketum harus lebih luas. Selain itu, Yahya Staquf dipersiapkan menjadi ketum selanjutnya.

"Jadi Gus Yahya kalau mau win-win solution. Kiai Said Ketua Umum misalnya, Gus Yahya Wakil Ketua Umum dengan peran yang lebih luas dan dipersiapkan nanti menjadi Ketua Umum," ujar Samsul.

Skema kedua yang dilontarkan Samsul adalah Said Aqil dijadikan sebagai Rais Aam. Sedangkan Staquf menjadi Ketum PBNU.

"Yang kedua misalnya ada pilihan-pilihan, Kiai Said Rais Aam, Gus Yahya Ketua Umum. Ya ini juga bagian daripada solusi, win-win solution. Jadi dengan musyawarah," ucap Samsul.

Halaman 2 dari 2
(knv/isa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads