Hingga penghujung 2021, persoalan pandemi COVID-19 masih menjadi pertimbangan terbesar yang mempengaruhi keputusan-keputusan krusial, mulai pada level pemerintahan hingga bisnis terkecil masyarakat. Pandemi yang telah merenggut lebih dari 144 ribu penduduk negeri ini juga mampu mendorong kekuatan alamiah, berupa adaptasi kolektif yang kemudian membentuk kebaruan dalam pola hidup dan interaksi antar-individu.
Berangkat dari pemahaman betapa berartinya pengalaman menghadapi krisis di tahun ini, detikcom Year in Review 2021 pun mengevaluasi lebih dalam setiap langkah yang ditempuh dalam menghadapi tahun kedua pandemi COVID-19. Banyak tokoh dilibatkan, mulai dari perwakilan Satgas COVID-19 Nasional, kepala daerah, akademisi, unsur swasta, hingga relawan yang terlibat dalam penanganan krisis .
Kilas balik pada pertengahan 2021, Indonesia dihantam gelombang kedua COVID-19 yang disebabkan oleh varian Delta. Butuh waktu berbulan-bulan hingga angka kasus berhasil ditekan.
Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 menyebut ada tiga prinsip terjadinya ledakan kasus. Yakni varian baru, mobilitas, dan kedisiplinan protokol kesehatan. Kemunculan varian Omicron yang mendekati Natal dan Tahun Baru 2022 (Nataru) ini disebutnya sebagai ujian baru.
"Delta kita sudah jaga, tapi akhirnya karena ada satu letupan, langsung meledak. Omicron, meskipun katanya tidak terlalu, tapi menurut kami tetap kita harus hati-hati. Ini adalah ujian kita yang selanjutnya. Kalau kita bisa lolos ini nggak meledak, berhasil," papar Prof Wiku.
Wiku yang juga menjadi Koordinator Tim Pakar Satgas COVID-19 menegaskan, tantangan terdekat adalah bagaimana respons kita menghadapi masa natal dan tahun baru (nataru). Keberhasilan melewati nataru menjadi modal untuk memproyeksikan adaptasi kebiasaan baru ke depannya.
"Kalau memang betul kita mampu melewati Nataru ini, banyak sekali pelajaran dan bukti yang akan kita dapat. Modal kita untuk ketahanan kesehatannya makin meningkat, kegiatan sosial-ekonominya dengan adaptasi baru juga bisa meningkat. Tetap pokoknya 3M, 3T, dan vaksinasi itu dipegang terus," tambahnya.
(ids/fuf)