Viral PMI Nunggu Lama di Soetta untuk Karantina, Ini Ternyata Penyebabnya

Viral PMI Nunggu Lama di Soetta untuk Karantina, Ini Ternyata Penyebabnya

Farih Maulana Sidik - detikNews
Selasa, 21 Des 2021 11:51 WIB
PMI di Bandara Soeta menunggu lama untuk karantina di Wisma Atlet
Antrean PMI di Bandara Soeta menunggu lama untuk karantina di Wisma Atlet. (Foto: screenshoot video)
Jakarta -

Viral sebuah video sejumlah pekerja migran Indonesia (PMI) 'terlunta-lunta' di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) menunggu antrean proses karantina di Wisma Atlet, Jakarta, saat tiba di Tanah Air. Satgas Udara COVID-19 Bandara Soetta pun memberi penjelasan.

Dalam video yang beredar dinarasikan bahwa terjadi antrean panjang dari PMI yang tiba di Soetta. Mereka menunggu giliran diberangkatkan ke Wisma Atlet untuk karantina hingga kesulitan mencari makan.

Tampak ada yang berdiri, duduk rebahan, hingga tertidur di lantai menunggu proses karantina. Mereka disebut mayoritas tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri dipersulit untuk bisa karantina di Wisma Atlet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satgas Beri Penjelasan

Komandan Satgas Udara COVID-19 Bandara Soekarno-Hatta Kolonel Agus Listiyono memberi penjelasan terkait video yang viral. Menurut Agus, peristiwa itu benar terjadi pada Sabtu (18/12) lalu.

ADVERTISEMENT

"Iya itu memang PMI menunggu karena mau tak keluarkan ke mana? Wismanya nunggu wisma ready, (Wisma Atlet lockdown), Pasar Rumput penuh karena itu kan keluarnya tidak menampung umpama keluar paling 100-200, ini kan udah membeludak. Makanya setelah Nagrak dibuka ya udah dibuka berjalan mengalir sampai Minggu jam 10 udah klir," kata Agus kepada detikcom, Selasa (21/12/2021).

"Karena itu memang kan semua mau ke wisma. Wisma karena adanya lockdown, Pademangan dan Pasar Rumput penuh menunggu dibukanya Nagrak, setelah dibukanya Nagrak lancar," tambahnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:

Saksikan Video 'Pemerintah Pertimbangkan Karantina Wajib 14 Hari!':

[Gambas:Video 20detik]



Agus menyebut saat itu memang kedatangan PMI di Soetta membeludak hingga mencapai 800 orang. Bahkan 57 di antaranya wisatawan yang juga ingin dikarantina gratis di Wisma Atlet.

Dia juga tak membantah jika saat menunggu proses karantina di Wisma Atlet memang PMI di Soetta sulit mencari makan dan minum. Hal itu terjadi, kata Agus, karena pihaknya tidak menyediakan dan tidak ada yang berjualan.

"Karena di situ nggak ada jualan makan, tapi mulai sekarang disiapin minum, disiapin makan. Karena kita kan nggak tahu kalau akan terjadi penumpukan sebanyak itu," ucapnya.

Demi mencegah kejadian terulang, Satgas COVID-19 Bandara bersama BNPB telah menyiapkan langkah-langkah antisipasinya. Di antaranya dengan menyediakan lebih banyak tempat-tempat karantina bagi PMI.

"Langkah-langkah saat ini sampai mungkin Nataru itu mungkin normal, karena apa? langkah-langkahnya yang PMI yang kemarin mengisi formnya masih manual sekarang udah pake digital. Terus mobil bus juga sudah ready dan ada cadangan, terus wisma juga disiapkan beberapa wisma dan apabila mengalami penumpukan lagi sudah koordinasi sama Kemenag untuk Asrama Haji Pondok Gede bisa digunakan untuk repatriasi PMI," ujarnya.

"Di Nagrak itu masih 2.800 kamar, (kalau penuh) sudah disiapkan oleh BNPB ke wisma-wisma yang sudah disediakan, rusun bandara, rusun yang ada di Kalideres, bahkan kalau memang itu Asrama Haji pun bisa digunakan," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(fas/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads