Satgas Cibir Wisatawan Bolak-balik Luar Negeri tapi Minta Karantina Gratis

Satgas Cibir Wisatawan Bolak-balik Luar Negeri tapi Minta Karantina Gratis

Farih Maulana Sidik, Khairul Ma'arif - detikNews
Senin, 20 Des 2021 17:51 WIB
Penumpang numpuk di Bandara Soetta untuk karantina
Viral penumpang numpuk di Bandara Soetta untuk karantina (Screenshoot Video)
Jakarta -

Satgas Udara COVID-19 Bandara Soekarno-Hatta mencibir wisatawan yang viral protes meminta karantina di Wisma Atlet secara gratis sepulang dari luar negeri. Sebab, para wisatawan itu disebut kerap bolak-balik ke luar negeri.

"Tapi nyatanya HP-nya bagus, perhiasannya banyak. Terus dia paspornya kelihatan di imigrasi bolak-balik ke luar negeri. Tolong itu digarisbawahi, itu namanya angel alias susah. Itu datanya ada setiap hari ada yang seperti itu. Jadi kan dia malah beban negara kok malah dibalik-balik dia yang nggak diurus negara," kata Komandan Satgas Udara COVID-19 Bandara Soekarno-Hatta Kolonel Agus Listiyono kepada detikcom, Senin (20/12/2021).

Agus menilai para wisatawan yang protes meminta untuk dikarantina di Wisma Atlet harusnya malu. Menurutnya, mereka tergolong orang-orang yang mampu untuk membayar biaya karantina di hotel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampaikan itu yang memviralkan itu sebenarnya harus malu karena apa karena dia itu wisatawan. Kok menganggap pemerintah tidak mempedulikan atau mengurusi dia," ucap Agus.

"Yang berhak untuk di wisma atau layanan karantina pemerintah secara gratis itu menurut surat edaran satgas hanya ada tiga kriterianya. Pertama PMI, pekerja migran Indonesia baik TKW ataupun TKI. Kedua, pelajar Indonesia yang dapat beasiswa di luar negeri dan lain sebagainya. Ketiga itu ASN atau PNS yang diberi surat dinas dari pemerintah," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Lalu, Agus merespons terkait keluhan mahalnya biaya karantina di hotel yang hingga mencapai Rp 19 juta. Dengan harga Rp 19 juta, itu merupakan paket karantina di hotel untuk 10 hari.

"Nah, itu udah paket itu, di situ tidak sama dengan reguler yang masuk hotel terus check out gitu bukan. Itu ada nakesnya, ada PCR-nya ditanggung hotel. Terus di hotel PCR kedua ditanggung oleh hotel. Armada pengangkutnya dari bandara yang bawa dari hotel, keamanannya juga hotel," imbuhnya.

Simak juga Video: Pemerintah Perpanjang Karantina Wajib 14 Hari!

[Gambas:Video 20detik]




Seperti diketahui, beredar video di media sosial yang menampilkan penumpukan penumpang yang baru tiba di Bandara Soekarno-Hatta untuk menjalani karantina sepulang dari luar negeri. Video itu dinarasikan bila mereka diwajibkan karantina mandiri di hotel dengan biaya sendiri yang angkanya mencapai Rp 19 juta.

Tampak dalam video itu sejumlah orang berada di Bandara Soekarno-Hatta. Ada yang duduk dan banyak pula yang rebahan.

Narasi dalam video itu menyebutkan sebagian besar penumpang tersebut adalah tenaga kerja Indonesia atau TKI. Mereka disebut mengantre proses karantina ke Wisma Atlet, tetapi kemudian diarahkan untuk karantina di hotel dengan biaya sendiri yang mencapai Rp 19 juta untuk 10 hari.

Penjelasan Satgas

Komandan Satgas Udara COVID-19 Bandara Soekarno-Hatta Kolonel Agus Listiyono mengatakan bila peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 18 Desember 2021. Agus mengatakan penumpukan penumpang yang akan karantina itu terjadi karena adanya hambatan dalam proses karantina.

"Penumpukan itu ya terjadi karena Wisma Pademangan dan Wisma Pasar Rumput memang penuh saat itu," ucap Agus kepada detikcom, Senin (20/12/2021).

"Dan kebetulan saat itu lockdown Wisma Atlet Pademangan, kan ada (penularan) Omicron jadinya dibukalah (Rusun) Nagrak, (tapi) Nagrak saat itu belum siap," imbuhnya.

Saat itu menurut Agus ada sekitar 800 orang yang mengantre. Penumpukan penumpang itu disebut terjadi sekitar 6 sampai 8 jam.

Halaman 2 dari 2
(fas/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads