Warga di Pekanbaru, Riau melakukan protes terhadap proyek Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang tak kunjung tuntas. Warga protes karena merasa usaha mereka merugi gara-gara proyek itu.
Pantauan detikcom, Senin (20/12/2021), warga menggelar aksi protes proyek IPAL di Jalan Rajawali, Sukajadi, Pekanbaru. Warga menanam pohon pisang dan membentang spanduk sebagai bentuk protes.
"Proyek tidak jelas, menyusahkan masyarakat saja. Usaha kami rugi, Pemko buta," tulis salah satu spanduk yang dipasang warga di lokasi proyek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang warga, Mistam, mengatakan protes itu dilakukan karena proyek IPAL itu sudah berjalan selama 11 bulan proyek namun tak kunjung selesai. Dia mengatakan usaha yang berada di sekitar IPAL lumpuh total karena warga tak dapat melintas di lokasi.
"Sudah 11 bulan proyek ini tidak selesai. Sudah 7 bulan usaha kami lumpuh, omset turut antara 80-90 persen," kata Mistam.
Mistam mengatakan warga tak bisa melintas karena jalan rusak dan berlumpur akibat proyek IPAL. Mereka menilai pihak yang mengerjakan proyek tidak pernah memberi kompensasi kepada warga setempat.
"Mereka tidak pernah turun melihat pekerjaan ini. Ini kami masyarakat sudah menderita, ada 20 lebih tempat usaha mati," katanya.
![]() |
Dia juga menyebut ada beberapa ruko yang sudah 7 bulan kosong. Menurutnya, tidak ada warga mau menyewa ruko mereka karena usaha tidak laku.
"Lihat lah semua tempat usaha, tidak ada pembeli. Sudah puluhan tahun berjualan di sini, baru kali ini menderita, 7 bulan sudah ruko tidak ada yang sewa," katanya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Orang usaha mati semua, berdebu, tidak ada pembeli. Lihat lah, ruko-ruko kosong, Pak Wali Kota, tolong lihat ini, kasihani lah masyarakat bapak," kata Mawarni.
Warga lainnya, Suyatin, mengaku rumahnya retak akibat pekerjaan proyek. Dia juga menyebut kawasan di sebelah TPU Sukajadi kebanjiran gara-gara proyek yang tak kunjung tuntas.
"Lihat rumah kami semua retak, itu sudah mau roboh. Kalau hujan banjir karena parit semua tersumbat lumpur dari proyek," kata pemilik usaha laundry tersebut.
"Sudah seminggu mungkin ini nggak kerja, nggak tahu apa masalahnya. Kami minta kontraktor cepat selesaikan, kasihan kami semua terdampak," sambung Suyatin.
Sebagai informasi, pengerjaan proyek IPAL SC2 dijadwalkan berakhir pada 27 Desember 2021. Saat ini pengerjaan telah mencapai 92 persen lebih.
PPK Sanitasi Taufik Hidayat memastikan proyek tidak selesai. Kontraktor disebut akan bekerja di bawah denda dengan tempo waktu 90 hari kerja.
"Kalau memang mereka tidak tuntas harus bekerja di bawah denda. Kami akan hitung mulai tanggal 15-20 ini, kalau tidak selesai mereka buat pernyataan bersedia bekerja di bawah denda. Kalau tidak berarti wanprestasi dan kami akan berlakukan itu," kata Taufik pekan lalu.