Mengemuka Isu Friksi Gerindra Kala Sandiaga Dituding 'Rekayasa' Ijtima

Mengemuka Isu Friksi Gerindra Kala Sandiaga Dituding 'Rekayasa' Ijtima

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 18 Des 2021 06:48 WIB
Panas hubungan Sandiaga dan Kamrussamad.
'Panas' hubungan Sandiaga dan Kamrussamad. (dok. istimewa)'
Jakarta -

Isu friksi di internal Partai Gerindra mengemuka usai muncul tudingan Sandiaga Uno 'merekayasa' forum Ijtima Ulama. Sandiaga dituding oleh sesama kader Gerindra, Kamrussamad merekayasa Ijtima Ulama demi dukungan menjadi calon presiden (capres) di 2024.

Sejumlah ulama yang mengatasnamakan Ijtima Ulama menggelar dua acara deklarasi dukungan untuk Sandiaga, di Jakarta dan Bandung, Jawa Barat. Deklarasi itulah yang dituduh rekayasa.

"Upaya rekayasa forum Ijtima Ulama DKI Jakarta (deklarasi bulan Oktober 2021) dan forum Ijtima Ulama Jawa Barat (deklarasi bulan Desember 2021) merupakan tindakan berpotensi menimbulkan politik identitas sebagai pemecah belah bangsa," kata Kamrussamad dalam keterangan tertulis yang berjudul 'Gerindra: Sesalkan Sandiaga Uno Rekayasa Ijtima Ulama demi Capres', Kamis (16/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya khawatir ada sekelompok oknum yang bekerja secara sistematis bersama Sandiaga sehingga tega lakukan eksploitasi identitas ulama," imbuhnya.

Isu friksi lalu muncul. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menduga suasana internal Gerindra sedang hangat.

ADVERTISEMENT

"Pernyataan salah satu elite Gerindra itu menegaskan satu hal bahwa di internal Gerindra ada friksi. Perkara biasa dalam partai politik. Tapi, kalau sudah muncul kritik terbuka antarsesama kader begitu, biasanya eskalasi di internal lagi hangat," sebut Adi Prayitno saat dihubungi, Jumat (17/12/2021).

Serupa dengan Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam, juga melihat ada kubu-kubuan di internal partai besutan Prabowo Subianto itu. Umam menilai perdebatan mengenai strategi pendekatan politik partai tidak patut diumbar.

"Perbedaan penyikapan wacana Ijtima Ulama di internal Gerindra ini mengindikasikan terjadinya faksionalisme, dan fragmentasi kekuatan elite politik di tubuh Gerindra," terang Umam, Jumat (17/12).

"Perbedaan cara pandang terkait strategi pendekatan politik, yang menggunakan instrumen keagamaan seharusnya diredam di dalam, karena sangat sensitif dan tidak lazim diperdebatkan di luar dapur partainya," imbuhnya.

Namun Gerindra membantah ada friksi. Simak di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Politikus Gerindra Desak Sandiaga Minta Maaf soal Rekayasa Ijtima Ulama':

[Gambas:Video 20detik]



Bantahan ada friksi disampaikan langsung oleh Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Bahkan, Dasco sampai menjamin tidak ada friksi sesama kader Gerindra.

"Bahwa tidak akan ada friksi internal di Gerindra, saya jamin itu," tegas Dasco saat dihubungi, Jumat (17/12).

Prabowo serahkan SK Rektor UKRI ke Sufmi Dasco Ahmad (Dok. Dasco)Prabowo saat menyerahkan SK Rektor UKRI ke Sufmi Dasco. (Dok. Dasco)

Selain itu, isyarat DPP Gerindra bakal menanyakan langsung perihal tudingan Sandiaga merekayasa Ijtima Ulama juga mengemuka. DPP partai berlambang kepala burung garuda itu ingin menanyakan maksud Kamrussamad menuduh Sandiaga mencari dukungan untuk Pilpres 2024.

"Kalau ada perbedaan secara pribadi, baru kita akan tanyakan yang bersangkutan maksudnya bagaimana itu soal masalah yang disampaikan dalam statement soal Ijtima Ulama," ucap Dasco.

Gayung bersambut, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani mengaku menanyakan langsung ke Kamrussamad soal tuduhannya ke Sandiaga. Hasilnya, menurut Muzani, tidak ada masalah.

"Saya udah tanya sama dia, saya udah tanya ke Kamrussamad. Nggak ada problem," ungkap Muzani, di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jumat (17/12/).

Kamrussamad mengaku ke Muzani bermaksud mengingatkan Sandiaga. Muzani memang cukup terbuka membeberkan pengakuan Kamrussamad.

"Penjelasan Pak Samad adalah dia mengingatkan untuk tidak menggunakan cara-cara seperti itu, karena menurut Pak Samad, gunakanlah cara-cara yang lebih, ya tidak menggunakan eksploitasi ulama. Kira-kira seperti itu," paparnya.

Tak hanya itu. Muzani juga memberikan pesan kepada Sandiaga. Baca di halaman berikutnya.

'Panas' hubungan Sandiaga dengan Kamrussamad dianggap biasa oleh Muzani. Soal dukungan Ijtima Ulama, dianggap Muzani sebagai bagian upaya Sandiaga.

"Di Gerindra, begitu sudah biasa dan kita tidak menganggap itu sebagai problem serius. Apa yang dilakukan oleh Pak Sandi itu adalah bagian dari cara dia untuk mendapatkan legitimasi," jelas Muzani di Hotel Grand Sahid.

Namun, yang patut juga dipahami Sandiaga, bahwa capres yang diinginkan oleh kader Gerindra cuma satu, dan itu bukan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) saat ini.

"Cuma, kalau apa yang diharapkan oleh Pak Sandi adalah dukungan dari Partai Gerindra, Gerindra ini calon presidennya yang diinginkan oleh kader itu hanya satu, tunggal, namanya Prabowo Subianto," tutur Muzani.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (tengah) bersama Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani (kiri) tiba di lokasi sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/pras.Muzani mendampingi Prabowo menghadiri sidang tahunan MPR di Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/pras)

Muzani menjelaskan Gerindra adalah partai terbuka, demokratis, dan sesama kader saling menjaga keutuhan. Meskipun, diakui, dalam menjaga keutuhan ada kalanya tidak sejalan.

"Yang kedua, bagi kami itu nggak ada masalah, biasa. Nah itu karena kami adalah partai yang terbuka, partai yang demokratis, suasana itu biasa. Kita menjaga keutuhan, kita menjaga kebersamaan, kita menjaga silaturahmi, meskipun dalam menjaga keutuhan kan tidak sama terus," jelas Muzani.

Halaman 3 dari 3
(zak/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads