Pencarian korban erupsi Gunung Semeru resmi dihentikan kemarin. Total korban jiwa yang berhasil ditemukan sebelum pencarian dihentikan berjumlah 48 orang, sebanyak 10 ribu lebih warga harus mengungsi.
"Total korban jiwa 48 meninggal, 27 luka-luka dan 10.571 mengungsi," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam konferensi pers, Jumat (17/12/2021).
Selain itu, data sementara, erupsi Gunung Semeru juga berdampak terhadap 1.027 rumah. Sebanyak 24 unit fasilitas ibadah juga rusak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan hasil laporan 1.027 unit rumah terdampak, ini masih dalam pendataan. 24 unit fasilitas ibadah terdampak dan 1 unit fasilitas kesehatan terdampak," tuturnya.
Disebutkan, total wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru ialah 21 kecamatan. Sementara itu, total lokasi pengungsian sebanyak 203 titik.
Seperti diketahui, status Gunung Semeru dinaikkan dari level waspada menjadi siaga tadi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan aktivitas awan panas di Semeru masih berpotensi terjadi.
"Aktivitas awan panas masih berpotensi terjadi dikarenakan adanya endapan aliran lava atau lidah lava dengan panjang aliran lebih kurang 2 kilo meter dari pusat erupsi," ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Andiani, Jumat (17/12/2021).
Aliran lava ini disebut belum stabil. Sehingga dapat berpotensi terjadinya longsor dan awan panas guguran.
"Aliran lara tersebut masih belum stabil dan berpotensi longsong terutama di bagian ujung alirannya, sehingga bisa mengakibatkan awan panas guguran," tuturnya.
Andiani juga mengatakan masih tingginya potensi aliran lahar. Hal ini disebabkan curah hujan yang tinggi di Gunung Semeru.
(dwia/zak)