Korban meninggal di Gunung Semeru akibat erupsi tercatat ada 48 orang. Sementara itu, ada 18 orang mengalami luka berat dan 12 orang luka ringan.
Sedangkan korban yang mengungsi, total ada 9.977 orang. Para pengungsi ini tersebar di 148 titik pengungsian di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai korban akibat erupsi Gunung Semeru, mari simak berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencarian Korban Meninggal di Gunung Semeru
Waktu pencarian korban meninggal akibat erupsi Semeru telah diperpanjang. Pencarian ini diperpanjang hingga Jumat (17/12/2021) besok.
Operasi pencarian terus dilakukan untuk menemukan dan mengevakuasi korban yang belum ditemukan di daerah-daerah yang terindikasi terdapat korban hilang akibat erupsi gunung Semeru.
Kasi Operasi I Wayan Suyatna mengatakan proses pencarian korban erupsi kerap terkendala cuaca dan aktivitas gunung Semeru. Dia juga mengungkapkan pencarian korban difokuskan pada lima titik.
"Untuk pencarian korban yang masih hilang ini masih kita fokuskan di lima titik," kata I Wayan Suyatna.
Dalam operasi pencarian tersebut, ratusan personel tim SAR gabungan akan dibagi menjadi tiga search rescue unit (SRU) dan akan melakukan pencarian korban hilang di 5 titik seperti yang sudah disebutkan, yaitu meliputi:
- Kawasan Kajar Kuning
- Sungai Curah Kobokan
- Kawasan Kebondeli utara
- Kampung Renteng
- Lokasi penambangan pasir
Relokasi Untuk Korban Terdampak Erupsi Semeru
Selain banyaknya korban meninggal di Gunung Semeru, jumlah pengungsi juga banyak. Salah satu upaya membantu para korban erupsi adalah dengan relokasi.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan pihaknya telah mengirim surat ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dan Perhutani untuk mengusulkan relokasi akibat erupsi Semeru.
"Relokasi sudah diputuskan di Desa Sumber Mujur dan Oro-Oro Ombo. Dua desa ini yang kami usulkan ke Menteri LHK dan Perhutani," kata Thoriq di Surabaya, Selasa (14/12/2021).
Thoriq mengatakan Desa Sumber Mujur diperuntukkan buat relokasi dari masyarakat yang ada di Sumber Wuluh dan masyarakat yang di Curah Kobokan. Sedangkan di Desa Oro-Oro Ombo, diperuntukkan bagi masyarakat di Desa Supit Urang, Dusun Sumbersari, Kecamatan Pronojiwo.
"Dua desa ini yang akan jadi tempat relokasi bagi masyarakat yang terdampak erupsi Semeru," imbuhnya.
Kini korban meninggal di Gunung Semeru menjadi 48 orang. Adapun warga yang terdampak erupsi membutuhkan bantuan secepatnya. Simak informasinya berikut ini.
Kebutuhan Warga Terdampak Erupsi Semeru
Selain mengusulkan akan merelokasi bangunan untuk korban terdampak erupsi Semeru, Thoriq juga menyebutkan kebutuhan yang dibutuhkan, yaitu air minum, akses jalan, dan akses listrik.
"Karena yang paling representatif dan memungkinkan mendapatkan kemudahan untuk kebutuhan dasar, misalnya air minum, akses listrik, kemudian untuk akses infrastruktur jalan," ungkap Thoriq.
Menambahkan, Posko Tanggap Darurat juga melaporkan beberapa kebutuhan yang saat ini diperlukan warga terdampak erupsi Semeru, di antaranya perabotan rumah tangga dan bahan bangunan.
Kebutuhan perabotan rumah tangga diperlukan saat ini karena untuk rehabilitasi rumah warga yang terdampak. Tak hanya itu, bahan bangunan juga diperlukan untuk rekonstruksi dan relokasi.