Kasus pertama COVID-19 varian Omicron ditemukan di Wisma Atlet, Pademangan, yang menjadi tempat karantina mereka yang baru pulang dari luar negeri. Pakar epidemiologi mendorong agar pemerintah melakukan tracing sangat masif.
Ahli epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Dr Windhu Purnomo menegaskan tracing tidak boleh hanya tracing 30 orang seperti anjuran WHO. Soalnya, penularan ini terjadi di tempat karantina.
"Jadi yang harus dilakukan oleh pemerintah saat ini adalah tracing yang sangat masif. Karena ini tempat karantina. Jadi bukan cuma 30 orang yang dicari seperti anjuran WHO. Kalau Kemenkes kan minimal 14 orang. Nah, kalau yang ini tidak boleh. Pokoknya semua yang pernah dikarantina di tempat petugas yang terkena ini bekerja," kata Windhu kepada wartawan, Kamis (16/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan ia menduga telah terjadi transmisi lokal. Sebab, kasus ini baru ketahuan ketika si petugas kebersihan dinyatakan negatif.
"Kan ini baru ketahuan. Dan sudah ada yang pulang. Dan mungkin sudah terjadi transmisi lokal. Karena tampaknya Omicron ini penularannya cepat, tetapi tidak lebih berbahaya daripada Delta," ujarnya.
Selain itu, pemerintah daerah (pemda) juga harus aktif. Pemda harus tahu siapa saja warganya yang baru pulang dari tempat karantina itu, terutama mereka para pekerja migran.
"Pemerintah daerah harus tahu siapa saja yang dikarantina itu. Biasanya yang paling banyak itu pekerja migran Indonesia," ungkapnya.
"Jadi pekerja migran siapa saja yang dari 24 November itu dikarantina dan sudah dipulangkan. Kabupaten/kota harus ngawasi," sambungnya.
Kasus Pertama Omicron di RI
Menkes Budi Gunadi Sadikin melaporkan kasus pertama COVID-19 varian Omicron di Indonesia. Pasien tersebut tanpa gejala dan dikarantina di Wisma Atlet.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengumumkan langsung temuan Omicron di Indonesia, Kamis (16/12/2021). Dalam konferensi pers tersebut, Budi menyampaikan pasien COVID-19 varian Omicron itu sudah negatif COVID-19.
Menkes Budi mengatakan pasien merupakan pekerja pembersih di Rumah Sakit Wisma Atlet, Jakarta. Ada tiga orang yang yang diketahui positif Corona, dan salah satunya varian omicron.
"Pada tanggal 8 Desember sampelnya diambil secara rutin dari tim Wisma Atlet," ucap Budi.
Dua hari kemudian, sampel pasien itu dikirim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk diperiksa lebih lanjut. Badan Litbangkes Kemenkes melakukan genome sequencing terhadap sampel N.
"Jadi ada tiga pekerja pembersih di Wisma Atlet yang terkonfirmasi positif PCR-nya. Tiga data tersebut dikirim ke Balitbangkes untuk kita lakukan uji genome sequencing dan 1 dari 3 positif Omicron, yang dua tidak," kata Budi.
Lima hari kemudian, pasien N dipastikan terjangkit Corona varian Omicron. Hal itu berdasarkan dua kali pengecekan.
Budi mengatakan ketiga pasien tersebut dikarantina di Wisma Atlet. Ketiga pasien tersebut sudah dinyatakan negatif COVID-19 berdasarkan hasil tes PCR yang kedua.
"Ketiganya dikarantina di Wisma Atlet dan tanpa gejala. Mereka sudah di-PCR kedua dan semua negatif," kata Budi.