Singgung Pidato Anwar Abbas, Mahfud Akui Ada Ketimpangan di Pertanahan

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Rabu, 15 Des 2021 15:58 WIB
Mahfud Md (Foto: dok, Kemenko Polhukam)
Jakarta -

Menko Polhukam Mahfud Md menyinggung kritik Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas yang berpidato mengenai ketimpangan di bidang pertanahan. Mahfud mengakui memang ada ketimpangan kepemilikan lahan seperti yang disampaikan Anwar.

"Mafia tanah, itu yang dikritik oleh Anwar Abbas, bahwa ada ketimpangan kepemilikan tanah, itu ya betul. Tapi itu yang legal yang disebut itu," kata Mahfud dalam acara rapat kerja Satgas Saber Pungli di Jakarta, Rabu (15/12/2021).

Mahfud menjelaskan pemberian lahan oleh negara terjadi sejak dulu dan dilakukan secara sah namun tidak adil. Dia menyebut keputusan pemerintah yang diberi secara sah tidak dapat dibatalkan secara sepihak oleh negara.

"Artinya, Negara memberi secara resmi tapi tak adil. Karena itu, Pak Jokowi jawab, loh itu kan terjadi dulu. Sekarang kita wajib melanjutkan karena sudah diberikan secara sah berdasar hukum, keputusan pemerintah yang diberi secara sah atau perjanjian secara sah tak bisa dibatalkan sepihak oleh Negara. Nah, itu, yang legal saja pakai kongkalikong gitu. Tapi memang itu terjadi di masa lalu," ujarnya.

Mahfud menyampaikan dulu pernah ada partai yang protes terkait pemberian lahan negara. Mahfud juga memiliki bukti siapa-siapa saja yang memiliki hak penguasaan hutan (HPH).

"Lalu dulu ada yang protes, partai. Kalau nggak percaya, datang ke kantor saya, saya punya, siapa yang punya HPH sekian juta hektare, tahun berapa dikeluarkan oleh siapa, tahun berapa, saya punya," ucapnya.

Lebih lanjut Mahfud mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru ingin menghentikan pembagian tanah yang dinilainya tak adil itu. Mahfud mengatakan semua data pembagian lahan ada di kantornya.

"Kata Pak Jokowi, justru kita mulai menghentikan itu. Yang dulu gimana yang telanjur orang menyebut 1 persen menguasai 70 persen, 1 persen penduduk? Yang saya baca itu kemarin, 1 persen penduduk menguasai 70 persen lahan, yang 90 persen itu berebutan 30 persen lahan. Itu ada nggak? Ada dan itu dibuat melalui proses hukum secara formal, sah," imbuhnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas menyinggung soal kesenjangan ekonomi dan sosial yang dinilai semakin terjal. Anwar menyebut masih banyak warga yang belum sejahtera.

"Saya rasa pemerintah kita sudah berhasil menyejahterakan rakyatnya, tapi rakyat yang sudah bisa tersejahterakan dan disejahterakan oleh pemerintah tersebut kebanyakan mereka-mereka yang kalau kita kaitkan dengan dunia usaha, itu mereka-mereka yang ada di kelompok usaha besar dan menengah serta usah kecil," kata Anwar saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan Kongres Ekonomi Umat Islam II seperti disiarkan akun YouTube MUI, Jumat (10/12/2021). Anwar menyampaikan sambutan di acara yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Sementara mereka-mereka yang berada di level usaha mikro dan ultramikro, itu tampak oleh kita belum begitu terjamah, terutama oleh dunia perbankan. Sehingga akibatnya kesenjangan sosial dan ekonomi di tengah-tengah masyarakat kita tampak semakin terjal," sambung Anwar.




(dek/lir)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork