Satgas COVID-19 meninjau kondisi Wisma Atlet Kemayoran dan Pademangan serta Rusun Nagrag. Satgas ingin memastikan kondisi Wisma Atlet yang menjadi fasilitas karantina pelaku perjalanan dari luar negeri.
Wisma Atlet menjadi lokasi karantina bagi warga negara Indonesia (WNI) yang masuk kategori dibiayai pemerintah, yakni pekerja migran Indonesia (PMI), aparatur sipil negara (ASN), dan kelompok pelajar/mahasiswa.
"Untuk melihat kecukupan tempat tidur untuk karantina, terutama untuk kelompok yang dibiayai oleh pemerintah, yaitu PMI, ASN, dan pelajar/mahasiswa yang kembali," ujar Jubir Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito kepada wartawan di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (13/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiku mengatakan terjadi lonjakan kedatangan WNI pada Desember yang bisa mencapai 3.000-4.000 orang per hari. Mereka datang melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Sekitar 50 persennya adalah kelompok mandiri, separuhnya lagi adalah PMI, ASN, dan mahasiswa/pelajar," katanya
Dia mengatakan pemerintah menargetkan sekitar 20.000 tempat tidur untuk dipersiapkan. Angka tersebut dinilai ideal untuk antisipasi kepulangan WNI menjelang nataru.
"Kita ingin memastikan bahwa tempat tidurnya memadai, mencukupi, yang ada di Wisma Atlet Pademangan, Wisma Atlet Kemayoran, dan nanti ke Rusun di Pasar Rumput dan Rusun Nagrag. Tapi utamanya kita arahkan ke Wisma Atlet dulu. Nanti kalau jumlahnya banyak, penambahan jumlah dari karantina tentunya membuat keterisiannya lebih lama," terangnya.
Dia mengatakan semua pelaku perjalanan dari luar negeri (transnasional) akan menjalani karantina selama 10 hari. Hal ini dilakukan untuk mencegah melonjaknya kasus di Indonesia.
Dia mengatakan selama ini lonjakan kasus terjadi karena 3 penyebab, yakni mobilitas yang meningkat, protokol kesehatan yang tidak ketat, dan adanya varian baru. Dia mengatakan karantina salah satu upaya mencegah masuknya varian baru hingga lonjakan kasus usai masa Natal dan tahun baru.
"Sampai dengan sekarang belum ada laporan adanya Omicron masuk ke Indonesia. Apa yang dilakukan sekarang oleh pemerintah dalam rangka memastikan testingnya ketat, entry, dan exit test PCR, kemudian karantinanya dilakukan dengan baik, agar Omicron-nya tidak masuk," ungkapnya.
(jbr/jbr)