3 Ucapan Pertanda Jokowi Marah ke Anwar Abbas Menurut Pakar Gestur

3 Ucapan Pertanda Jokowi Marah ke Anwar Abbas Menurut Pakar Gestur

Mochamad Zhacky - detikNews
Senin, 13 Des 2021 06:55 WIB
Presiden Jokowi dan Anwar Abbas (foto kolase).
Foto: Presiden Jokowi dan Anwar Abbas (foto kolase). (Dok. Muchlis Jr/Biro Pers Setpres dan www.mui.or.id)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menjawab langsung kritik Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas soal ketimpangan di sektor pertanahan. Ada tiga pernyataan Jokowi yang dianggap menjadi pertanda marah ke Anwar Abbas.

Sebutan 'Buya' Untuk Anwar Abbas

Salah satu pernyataan yang menjadi pertanda marahnya Jokowi yakni panggilan Buya terhadap Anwar Abbas. Jokowi memang sempat menyebut kata 'Dr Buya Anwar Abbas' saat forum Kongres Ekonomi Umat Islam II.

"Tadi saya disiapkan bahan sambutan seperti ini banyaknya. Tapi setelah saya mendengar tadi Dr Buya Anwar Abbas menyampaikan, saya nggak jadi juga pegang ini. Saya akan jawab apa yang sudah disampaikan oleh Dr Buya Anwar Abbas. Akan lebih baik menurut saya di dalam forum yang sangat baik ini," kata Jokowi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Pakar Gestur, Handoko Gani, kata 'Buya' itu bisa bermakna ganda. 'Buya' menurutnya bisa berarti penghormatan, bisa juga berarti sindiran.

"Buya memang panggilan sosial untuk seseorang dan panggilan sosial itu dimaksudkan untuk menunjukkan penghormatan kepada orang tersebut dan sekaligus menunjukkan juga level seseorang. Orang yang lebih tua kita panggil kaka, yang lebih muda dipanggil adik, yang kita teladani kita panggil guru misalnya, dan buya termasuk di dalamnya," kata Handoko. Minggu (12/12/2021).

ADVERTISEMENT

"Namun panggilan sosial ini juga kadang digunakan untuk mengejek orang atau membalas sindiran orang, misalnya 'oke siap kaka' atau 'siap bos'. Jadi panggilan sosial punya dua kegunaan. Mengenai panggilan sosial terhadap buya, kalau saya lihat dalam hal ini Pak Jokowi menghormati beliau, tetapi juga ada kemarahan terhadap beliau. Jadi dengan kata lain, sebetulnya kata buya ini menunjukkan penghormatan sekaligus menunjukkan kemarahan atas kritikan atau sindiran yang dilakukan oleh beliau (Anwar Abbas)," imbuhnya.

Tonton video 'Melihat Lagi Gestur Jokowi Saat Balas Kritikan Anwar Abbas':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya 2 pernyataan Jokowi lainnya di halaman berikutnya.

Momen Tepat

Selain sebutan 'Buya', Handoko meyakini pemilihan kata yang dipakai Jokowi juga menggambarkan sesuatu. Dia berkeyakinan dengan cara Jokowi menyampaikan 'momen tepat' justru menunjukkan kritik itu tidak tepat disampaikan dalam forum tersebut.

"Ini juga nampak jelas dari beberapa pilihan kata dan bagaimana kata itu digunakan. Salah satunya saat beliau (Jokowi) jeda sebelum mengatakan 'momen yang tepat ini'. Itu sebetulnya di pikiran Pak Jokowi, saya rasa sekaligus ingin menyatakan, 'ih kok, kalau mau kritik kok di sini, ini bukan tempat yang tepat'. Makanya kembali ke poin saya yang pertama, ucapan buya itu sebetulnya panggilan sosial sekaligus juga ungkapan kekesalan Jokowi karena kritikan tadi tidak disampaikan pada momen yang tepat, yang seharusnya," papar Handoko.

"Perihal gestur di atas, itu menunjukkan Pak Jokowi marah. Pertama, buktinya adalah dari kecepatan suara. Beliau mengatakan jauh lebih cepat dibandingkan normal suara beliau, dan kita juga melihat tatanan kalimat yang lain suaranya tak secepat di kalimat pertama ini," imbuhnya.

Jokowi Sebut 'Dipikir Saya Nggak Kepikiran'

Jokowi juga sempat menyebut 'dipikir saya nggak kepikiran'. Dalam forum itu, Jokowi memang sempat menyatakan hal tersebut ketika dipertanyakan terkait gap ratio.

"Ya saya juga, dipikir saya nggak kepikiran? Gini ratio waktu saya masuk 0,41 lebih. Kepikiran Bapak-Ibu sekalian. Gap seperti itu kepikiran. Jangan dipikir saya nggak kepikiran. Kepikiran. Karena saya merasakan jadi orang susah. Saya merasakan betul. Dan enak menjadi orang yang tidak susah memang," ujar Jokowi.

Handoko menjelaskan pernyataannya ini ternyata juga memiliki makna tersendiri. Menurutnya, ini juga menggambarkan kemarahan Jokowi.

"Ada sebuah kalimat di terakhir itu mengatakan, 'dipikir saya nggak kepikiran'. Ini sekali lagi ini menunjukkan betapa Pak Jokowi ini marah dalam conference tersebut, 'dipikir saya nggak kepikiran'. Ini sebuah kata yang keras, yang menjawab langsung apa yang sebelumnya disampaikan," ujar Handoko.

Halaman 2 dari 2
(maa/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads