Menag Ungkap Suasana Cair di Acara MUI: Pak Anwar Abbas Hormat ke Presiden

Menag Ungkap Suasana Cair di Acara MUI: Pak Anwar Abbas Hormat ke Presiden

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Minggu, 12 Des 2021 14:49 WIB
Presiden Jokowi dan Anwar Abbas
Presiden Jokowi dan Anwar Abbas (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, mengungkap suasana cair saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab langsung soal ketimpangan yang disinggung Waketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. Yaqut menilai apa yang disampaikan Anwar Abbas bukan kritik tapi pertanyaan.

"Saya melihatnya sih bukan kritik ya tapi pertanyaan. Dan semua bisa dijawab dengan rileks oleh Presiden. Karena yang ditanyakan, memang yang sudah dikerjakan oleh Presiden," kata Yaqut kepada detikcom, Minggu (12/12/2021).

"Suasana cukup cair dan Presiden sangat enjoy," imbuh Yaqut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suasana cair di acara MUI itu juga terlihat dalam sebuah foto Anwar Abbas menelungkupkan tangan ke arah Jokowi. Yaqut mengatakan Anwar Abbas terlihat menaruh hormat ke Jokowi.

"Terlihat sekali, Pak Anwar Abbas menaruh hormat kepada Presiden," ujar Yaqut.

ADVERTISEMENT

Seperti diketahui, Jokowi sengaja tak membaca bahan sambutan yang sudah disiapkan di acara pembukaan Kongres Ekonomi Umat Islam II MUI. Jokowi memilih menjawab kritik dari Anwar Abbas yang disampaikan di sambutan sebelum dirinya.

"Tadi saya disiapkan bahan sambutan seperti ini banyaknya. Tapi setelah saya mendengar tadi Dr Buya Anwar Abbas menyampaikan, saya nggak jadi juga pegang ini. Saya akan jawab apa yang sudah disampaikan oleh Dr Buya Anwar Abbas. Akan lebih baik menurut saya di dalam forum yang sangat baik ini," kata Jokowi dalam acara pembukaan Kongres Ekonomi Umat Islam II MUI seperti disiarkan di akun YouTube MUI, Jumat (10/12).

Jokowi awalnya menjawab mengenai masalah pertanahan. Dia berbicara mengenai reforma agraria.

"Yang pertama yang berkaitan dengan lahan, dengan tanah. Penguasaan lahan, penguasaan tanah. Apa yang disampaikan oleh Buya betul. Tapi bukan saya yang membagi. Ya harus saya jawab. Harus saya jawab. Dan kita sekarang ini dalam proses mendistribusi reforma agraria yang target kita sudah mencapai 4,3 juta hektare dari target 12 juta dari yang ingin kita bagi," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan saat ini Indonesia sudah memiliki bank tanah. Jokowi akan melihat semua HGU (hak guna usaha) dan HGB (hak guna bangunan) yang ditelantarkan.

"Dan saat ini kita sudah memiliki bank tanah. Akan kita lihat HGU, HGB yang ditelantarkan semuanya. Mungkin insyaallah bulan ini sudah saya mulai atau mungkin bulan depan akan saya mulai untuk saya cabut satu per satu. Yang ditelantarkan. Karena banyak sekali. Konsesinya diberikan, sudah lebih 20 tahun, lebih 30 tahun tapi tidak diapa-apakan. Sehingga kita tidak bisa memberikan ke yang lain-lain," ujar Jokowi.

Jokowi juga menyampaikan mengenai tawarannya kepada MUI terkait lahan. Namun Jokowi mengingatkan soal tujuan penggunaan lahan itu harus jelas.

"Tetapi kalau Bapak-Ibu semuanya, saya pernah menawarkan ini waktu pertemuan di Persis di Bandung karena ada juga yang menanyakan masalah itu saya jawab sama. Kalau Bapak-Ibu sekalian ada yang memerlukan lahan dengan jumlah yang sangat besar, silakan sampaikan kepada saya, akan saya carikan, akan saya siapkan. Berapa? 10 ribu hektare? Bukan meter persegi, hektare. 50 ribu hektare?" ujar Jokowi.

"Tapi dengan sebuah hitung-hitungan proposal juga yang feasible. Artinya ada feasibility study yang jelas. Akan digunakan apa barang itu, lahan itu. Akan saya berikan. Saya akan berusaha untuk memberikan itu, insyaallah. Karena saya punya bahan banyak, stok. Tapi nggak saya buka ke mana-mana. Kalau Bapak-Ibu sekalian ada yang memiliki, silakan datang ke saya, diantar oleh Buya Anwar Abbas," sambung Jokowi.

Baca halaman selanjutnya soal kritik dari Anwar Abbas.

Simak Video: Melihat Lagi Gestur Jokowi Saat Balas Kritikan Anwar Abbas

[Gambas:Video 20detik]



Kritik Anwar Abbas

Sebelumnya, Anwar Abbas, menyinggung soal kesenjangan ekonomi dan sosial yang dinilai semakin terjal. Anwar menyebut masih banyak warga yang belum sejahtera.

"Saya rasa pemerintah kita sudah berhasil menyejahterakan rakyatnya, tapi rakyat yang sudah bisa tersejahterakan dan disejahterakan oleh pemerintah tersebut kebanyakan mereka-mereka yang kalau kita kaitkan dengan dunia usaha, itu mereka-mereka yang ada di kelompok usaha besar dan menengah serta usah kecil," kata Anwar saat menyampaikan sambutan dalam Pembukaan Kongres Ekonomi Umat Islam II seperti disiarkan akun YouTube MUI, Jumat (10/12/2021). Anwar menyampaikan sambutan di acara yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Sementara mereka-mereka yang berada di level usaha mikro dan ultramikro, itu tampak oleh kita belum begitu terjamah, terutama oleh dunia perbankan. Sehingga akibatnya kesenjangan sosial dan ekonomi di tengah-tengah masyarakat kita tampak semakin terjal," sambung Anwar.

Anwar kemudian menyampaikan data mengenai indeks GINI ekonomi. Dia menyoroti soal indeks GINI yang mengalami penurunan.

"Itu bisa kita lihat dalam indeks GINI ekonomi kita yang berada pada angka 0,39. Kalau saya tidak salah, sebelum Pak Jokowi 0,41 ya, tetapi begitu kepemimpinan negeri ini diambil oleh Pak Jokowi, turun menjadi 0,39," kata Anwar.

Anwar juga menyinggung soal ketimpangan di bidang pertahanan. Dia menyebut hal ini sebagai sesuatu yang memprihatinkan.

"Cuma, dalam bidang pertanahan, indeks GINI kita sangat memprihatinkan, itu 0,59. Artinya 1 persen penduduk menguasai 59 persen lahan yang ada di negeri ini. Sementara yang jumlahnya sekitar 99 persen itu hanya menguasai 41 persen lahan yang ada di negeri ini," ujar Anwar.

Halaman 2 dari 2
(knv/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads