Ngeri! Pedofil Ini Kirim Foto Mayat ke Ibu Korban

Hitamnya Hitam

Ngeri! Pedofil Ini Kirim Foto Mayat ke Ibu Korban

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 12 Des 2021 17:11 WIB
Mamoru Takuma (AFP via Getty Images/FILES-JIJI PRESS)
Mamoru Takuma (AFP via Getty Images/FILES-JIJI PRESS)
Jakarta -

Nama Mamoru Takuma tercatat sebagai salah satu pembunuh dan pedofil paling keji di Jepang. Pasalnya, setelah membunuh korbannya, ia mengirim foto mayatnya ke ibunya.

Dilansir dari AFP, Mamoru Takuma mempunyai nama asli Kobayashi. Namun ia ingin dikenang sebagai Mamoru Takuma, bekas pasien sakit jiwa yang membunuh 8 anak dengan pisau daging di SD Osaka pada 2001. Peristiwa ini begitu mengguncang Jepang saat itu.

Takuma akhirnya bisa ditundukkan oleh wakil kepala sekolah dan seorang guru sebelum polisi tiba. Dia ditangkap di tempat kejadian. Saat dirinya ditangkap karena kasus pembunuhan ini, polisi menemukan ratusan foto anak perempuan bugil di rumahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus Penculikan dan Pembunuhan

Selain itu, ia terlibat dalam kasus penculikan, kekerasan seksual, dan pembunuhan yang dilakukan pada 2004. Kasus-kasus itu sempat mengguncang Jepang. Korbannya adalah Kaede Ariyama yang baru berusia 7 tahun. Jenazahnya ditemukan di sebuah selokan di Nara, sekitar 400 kilometer sebelah barat Tokyo. Kondisi jasad bocah itu mengenaskan. Beberapa giginya bahkan dicabut.

Menurut penuntut umum, Takuma menenggelamkan gadis kecil itu ke bathtub dan mengirimkan foto jasadnya ke ibu korban via telepon seluler. Kepada ibu korban, Takuma juga mengancam bahwa target berikutnya adalah adik perempuannya.

ADVERTISEMENT

Lihat juga Video: Penyelidikan Pelecehan Seksual di Gereja Prancis Ungkap Fakta Mengejutkan

[Gambas:Video 20detik]



Dihukum Mati

Pada September 2006, Pengadilan Jepang menganggap pria berusia 37 tahun itu pantas dikenai hukuman mati. Dalam persidangan, majelis hakim menjatuhkan vonis mati bagi Takuma yang mengakui kejahatan itu.

Pria Jepang itu malah mengepalkan tangannya ke atas sebagai tanda kemenangan. Sebabnya, di persidangan terdahulu, dia pernah meminta hukuman mati.

Hakim ketua Pengadilan Negeri Nara, Tetsuya Okuda, mengatakan tak ada pilihan lain kecuali menghukum mati terdakwa. "Memang cuma ada satu korban, tapi dia gadis tak berdaya yang diserang secara seksual," kata hakim saat pembacaan vonis.

"Untuk menyeimbangkan kejahatan dan hukuman serta untuk mencegah kejahatan ini secara umum, maka tak ada pilihan lain kecuali membuat dia menebus kejahatan ini dengan nyawanya," imbuh hakim.

Halaman 2 dari 2
(rdp/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads