Meninggal pada Hari Jumat, Benarkah Terbebas dari Fitnah Kubur?

ADVERTISEMENT

Meninggal pada Hari Jumat, Benarkah Terbebas dari Fitnah Kubur?

Rahma Indina Harbani - detikNews
Jumat, 10 Des 2021 16:56 WIB
Wagub Sumut saat melepas jenazah Abdul Wahab Dalimunthe (Ahmad Arfah-detikcom)
Ilustrasi meninggal pada hari Jumat. (Foto: Ahmad Arfah/detikcom)
Jakarta -

Hari Jumat termasuk dalam hari yang istimewa bagi umat muslim sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yakni,

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ

Artinya: "Sebaik-baiknya hari yang padanya terbit matahari adalah hari Jumat. Pada hari itulah saat diciptakannya Adam, dimasukkannya ia ke surga, dan dikeluarkannya dari surga." (HR Muslim).

Selain itu, hadits lain juga menyebutkan sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada hari Jumat. Hal ini pula yang melahirkan banyak pertanyaan terkait keistimewaan dari meninggal pada hari Jumat.

Apa benar meninggal pada hari Jumat termasuk meninggal yang istimewa?

Pertanyaan di atas dapat dijawab melalui penjelasan dari para ulama Indonesia, Ustaz Khalid Basalamah dan Buya Yahya melalui unggahan video dakwahnya masing-masing. Menurut Ustaz Khalid, meninggal pada hari Jumat tergolong dalam wafat yang husnulkhatimah.

"Siapa pun Bapak-Ibu sekalian yang meninggal di hari Jumat, itu husnulkhatimah. Kalau meninggal hari Jumat, husnulkhatimah, dianggap mati yang baik," kata Ustaz Khalid melalui kajian singkat dalam kanal YouTube Gazwah TV dan dilihat detikcom pada Jumat (10/12/2021).

Pernyataan tersebut diungkapnya dengan landasan dari salah satu riwayat hadis oleh Abdullah bin Amr RA. Disebutkan dalam hadits tersebut bahwa muslim mana pun yang meninggal pada hari Jumat akan mendapat ganjaran terbebas dari fitnah kubur.

Berikut bunyi hadisnya,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

Artinya: "Tidak ada seorang muslim pun (laki-laki atau perempuan, anak kecil atau pun dewasa) meninggal dunia pada hari Jumat atau pada malam Jumat. Melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah kubur," (HR Ahmad).

Fitnah kubur yang dimaksud dalam hadis di atas, kata ustaz salafi kelahiran 1975 ini, merujuk pada pertanyaan dari Malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur. Pertanyaan tersebut menjadi salah satu penentu dari siksa kubur yang akan diterima jenazah bila tidak dapat dijawab dengan benar.

Artinya sesuai dengan penuturan Ustaz Khalid, seseorang yang meninggal pada hari Jumat mendapat peluang untuk terhindar dari siksa kubur.

"Nah, kalau orang meninggal hari Jumat, selamat dari pertanyaan itu. Artinya, sudah pasti lolos," tutur dia.

Senada dengan hal tersebut, Buya Yahya menambahkan bahwa meninggal pada hari Jumat dapat dikatakan sebagai kemuliaan dari Allah SWT. Salah satunya sebagai tanda bahwa dosa-dosa dapat diampuni oleh Allah SWT.

Meskipun demikian, pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al Bahjah Cirebon ini juga mengatakan tidak ada yang mampu memastikan hal tersebut. Pasalnya, masih ada beberapa dosa besar yang tidak dapat diampuni oleh Allah SWT, seperti syirik.

"Apakah orang yang meninggal pada hari Jumat akan pasti diampuni dosanya? Belum tentu, karena mungkin masih ada dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT," kata Buya Yahya dari video YouTube yang diunggah channel resminya, Buya Yahya.

Oleh karena itu, Buya Yahya berpendapat bahwa fenomena ini sebaiknya dimaknai sebagai momen untuk berprasangka baik (husnuzan) kepada orang yang meninggal. Bukan sebaliknya yang membuat seseorang enggan berusaha dan hanya berharap dapat meninggal pada hari Jumat.

"Bukan untuk kita 'ngentengin'. Itu hanya cara melihat orang yang meninggal di hari Jumat kita husnudzoni, bahwasanya insyaallah meninggalnya adalah husnulkhatimah, mati baik, dan dimuliakan oleh Allah SWT," tandasnya.

Wallahu'alam.

(rah/row)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT