Bencana banjir di 14 titik di Kota Denpasar, Bali, sudah surut. Sebanyak 13 titik sudah surut secara total dan 1 titik sedang dalam pembersihan lumpur.
"Benar saat ini sudah surut semua, tadi pagi ada di Densel masih ada satu, sudah dilakukan penyedotan. Tapi secara umum semuanya sudah mulai surut," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar Ardy Ganggas kepada detikcom, Selasa (7/12/2021).
Karena banjir telah surut, pihak BPBD Denpasar kini juga mulai melakukan pembersihan di sekolah-sekolah terdampak banjir di Kecamatan Denpasar Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara umum sudah beres. Hari ini tinggal melakukan pembersihan, di beberapa sekolah di (Kecamatan) Denpasar Barat. Dari pagi kita melakukan pembersihan, melakukan penyemprotan," terang Ardy Ganggas.
Seperti diketahui, sebanyak 14 titik di Kota Denpasar mengalami banjir. Adapun berbagai titik banjir tersebut ada di Jalan Pulau Misol Gang I Nomor 5 tepatnya di SD 12 Dauh Puri, Perumahan Tegal Permai, Jalan Pemogan Gang Permata Hijau, Jalan Hangtuah Timur Plaza Renon, Jalan Paku Sari Nomor 104, dan Gang Cemara Nomor 10 Blok 10 Perumnas.
Kemudian Jalan Geria Anyar Nomor 88 Desa Suwung Kauh, Jalan Raya Sesetan, Jalan Antasura Utara Warung Mina, Banjar Sekah Jalan Bay Pass, Jalan Antasura, PT Indonesia Power, Jalan Bay Pass Ngurah Rai Gang III seberang Indonesia Power, dan Jalan Siulan.
Selain banjir, di Denpasar terjadi kebakaran di Jalan Tegal Dukuh Penamparan Padangsambian Kaja. Kemudian ada pohon tumbang di Jalan Bypass Ngurah Rai, Jalan Raya Sesetan Utara, barat kantor Gubernur Bali, Jalan Drupadi, dan tanah longsor di Jalan Tunjung Tutur Gang Taman Sari 5.
Ardy menegaskan sebenarnya sudah jauh-jauh hari mengingatkan masyarakat akan bahaya banjir dan sebagainya, terutama terkait informasi tentang La Nina.
"La Nina ini kan adalah fenomena alam yang keterkaitan berdampak pada curah hujan semakin tinggi. Nah kebetulan sekali di bulan Oktober, November, Desember ini kan curah hujan memang waktunya. Plus ditambah ini (La Nina maka curah hujan) akan meningkat," ungkap Ardy.
"Dari jauh-jauh hari kita sudah sosialisasi, baik lewat media sosial dan media-media yang lain, kita melakukan sosialisasi terkait ancaman La Nina. Jadi ini sudah diketahui oleh masyarakat," kata dia.
Banjir disebut akibat sampah yang menyumbat aliran air ke sungai. Simak di halaman selanjutnya.
Akibat Sampah
Ardy menuturkan banjir di Kota Denpasar disebabkan sampah yang menyumbat saluran air hingga sungai. Kondisi itu menyebabkan air meluber sampai ke jalan.
"Nah kemarin ini jadi fakta yang ada di lapangan, meluapnya air itu dikarenakan faktor sampah yang cukup banyak yang mengakibatkan air itu artinya tumpah, karena saluran dipenuhi oleh sampah," jelasnya.
Menurutnya, sampah yang menyumbat berbagai saluran air dan sungai tidak hanya berasal dari masyarakat di Kota Denpasar, tetapi juga dari wilayah utara Bali. Karena itu, pihaknya tidak semata-mata menyalahkan warga Kota Denpasar terkait banjir tersebut.
"Jadi tidak semata-mata hanya sampah di kota Denpasar (yang menutup saluran air dan sungai), tapi sampah bawaan juga dari (bagian) utara. Jadi itu penyebabnya, jadi tidak murni cuma sampah di kota Denpasar, kan hujannya juga merata, dari seluruh Bali hujannya merata dari tanggal 5 sampai tanggal 6 pagi itu," kata dia.
"Jadi kita tidak semata-mata menyalahkan masyarakat kota, tapi memang ya faktor sampah cukup berpengaruh, tapi tidak murni seluruhnya sampah yang diakibatkan oleh warta kota. Sampah kiriman juga cukup banyak yang melewati saluran-saluran utama maupun saluran-saluran tersier yang ada di kota Denpasar," paparnya.