Mengemuka Kritik ke Jenderal Dudung Buntut Bicara Agama

Mengemuka Kritik ke Jenderal Dudung Buntut Bicara Agama

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 07 Des 2021 06:14 WIB
KSAD Jenderal Dudung Abdurachman
Foto: KSAD Jenderal Dudung Abdurachman (Dony Indra Ramadhan/detikcom)
Jakarta -

Pernyataan Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman terkait agama kembali jadi sorotan. Kali ini yang menjadi sorotan adalah perihal kalimat 'jangan terlalu dalam mempelajari agama'.

Pihak TNI AD meluruskan maksud Sang Jenderal. Dikatakan, maksud Dudung adalah dalam mempelajari agama harus ada pendamping rohani yang mengarahkan, semisal ustaz. Hal itu diterangkan Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Tatang Subarna.

"Itulah maksud yang disampaikan Kasad pada video yang ditayangkan di akun YouTube Dispenad pada saat memberikan kultum usai salat Subuh bersama prajurit Kodam XVIII/Cenderawasih," ujar Brigjen Tatang seperti dikutip dari situs resmi TNI AD, Senin (6/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brigjen Tatang menuturkan seseorang yang memperdalam ilmu agama harus didampingi, sebab mempelajari agama tanpa pendampingan ahlinya bisa berpotensi terjadi penyimpangan.

Brigjen Tatang mengatakan dirinya hadir dalam kegiatan kultum tersebut. Dudung menjelaskan saat ini banyak orang yang mendalami agama tanpa ada guru yang ahli saat itu.

ADVERTISEMENT

Kondisi tersebut, lanjutnya, membuat seseorang mudah terpedaya oleh oknum yang menafsirkan agama tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah.

"Dengan belajar agama sendiri, apalagi secara mendalam tanpa guru, cenderung akan mudah terpengaruh. Pada akhirnya justru akan dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan," katanya.

"Misalnya, kata hadis ini ikut. Kemudian, kata hadis yang lain, juga ikut. Oleh karenanya, jangan terlalu dalam mempelajari agama tanpa guru pembimbing yang ahli. Berbeda apabila ada yang mengarahkan dan membimbing dengan benar dan ahli," tambahnya menjelaskan.

Saat menjabat Pangkostrad, Dudung juga pernah memberi pengarahan kepada prajuritnya terkait agama. Dudung meminta prajurit tak fanatik agama karena semua agama sama.

"Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan," kata Dudung, dikutip detikcom dari keterangan pers Penerangan Kostrad, Selasa (14/9/2021).

Hal itu disampaikan Dudung saat bersama Ketua Persit KCK Gabungan Kostrad Rahma Dudung Abdurachman dan rombongan di Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat. Senin (13/9). Sejumlah pihak seperti MUI, Muhammadiyah hingga pimpinan Komisi VIII DPR RI kala itu tak sepakat dengan ucapan Dudung.

Simak kritik untuk Dudung dari MUI di halaman berikutnya.

Saksikan juga 'Anggota DPR Termuda Hillary Batalkan Permintaan Pengawalan TNI':

[Gambas:Video 20detik]



Kritik MUI, Minta Dudung Lebih Baik Urusi KKB Papua

Ketua MUI Muhammad Cholil Nafis mempertanyakan maksud Jenderal Dudung tersebut. Dia menyarankan Dudung fokus pada tugas dan kewenangannya sebagai KSAD.

"Saya tak paham apa yang dimaksud, tapi dalam pemahaman saya yang mengikuti hadis, baca hadis kalau orang dikehendaki baik oleh Allah di antaranya adalah orang yang paham agama, bahkan yang mendalami agama," kata Cholil, kepada wartawan, Senin (6/12).

Cholil mengatakan memahami agama memang harus mendalam. Oleh karena itulah dia mempertanyakan maksud Jenderal Dudung.

"Jadi memang memahami agama harus mendalam, kalau lurus-lurusnya. Saya nggak tau apa yang dimaksud oleh beliau itu apa, maka saya tanya apa maksudnya," ucapnya.

Menurut Cholil, Jenderal Dudung sebaiknya fokus pada tugas dan kewenangannya sebagai KSAD. Dia menyebut banyak hal yang harus menjadi perhatian di internal TNI, termasuk kondisi Papua.

"Karena beliau KSAD, maka saya harap beliau fokus pada tugasnya, karena kita bisa melihat Papua masih butuh perhatian khusus, kesejahteraan TNI itu juga perlu diperhatikan, profesionalismenya juga perlu ditingkatkan," ujarnya.

"Saya pikir fokus itu lebih baik, karena agama bukan tupoksinya, bukan wilayahnya, sehingga sering disalahpahami," lanjut Cholil.

Halaman 2 dari 2
(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads