"Pekerjaan manusia di industri media juga pasti akan digantikan oleh automasi. Seperti yang sudah terjadi di proses pra cetak dan cetak media massa printing. Sekarang tidak perlu lagi petugas pra cetak. Bahkan sejak dari meja layout seorang editor bisa langsung menyusun tulisan di template layout," imbuh LaNyalla.
Mengenai perubahan global dalam koridor dunia digital, LaNyalla menilai ada dua peluang sekaligus tantangan yang dihadapi.
"Pertama adalah percepatan pertumbuhan digitalisasi yang merambah semua sektor. Kondisi ini memaksa kita untuk memasuki digitalisasi ekonomi. Karena semakin pesatnya era automasi dan artificial intelijen, yang akan menggantikan beberapa peran manusia," ucap dia.
Kedua, Indonesia akan memasuki puncak demografi usia produktif pada tahun 2045. Dengan jumlah populasi penduduk usia produktif mencapai 70 persen dari total penduduk Indonesia pada saat itu.
"Jika puncak demografi usia produktif tidak dikelola dan disiapkan dengan baik, konsekuensinya akan sangat berat. Akan muncul masalah sosial seperti kemiskinan, derajat kesehatan yang rendah, pengangguran dan tingkat kriminalitas. Karena jumlah usia produktif tinggi, sementara lapangan pekerjaan tidak ada," imbuhnya.
(ega/ega)