Charles Manson menggemparkan publik karena membunuh aktris Hollywood, Sharon Tate, dengan sadis. Salah satu dorongan aksi keji ini adalah kekeliruan Manson memahami makna salah satu lagu The Beatles.
Dikutip dari Murderpedia, pada November 1968, Manson mendirikan kultus Manson Family di Death Valley, di mana mereka menempati dua peternakan yang tidak digunakan lagi.
Saat memulai membangun kultusnya, Manson memperkenalkan diri sebagai musisi yang membutuhkan tempat. Saat kembali ke Spahn Ranch, Manson dan rekannya, Watson, berkunjung ke rumah Topanga Canyon dan mendengarkan 'White Album' dari The Beatles, yang saat itu baru saja dirilis. Manson terobsesi grup band tersebut. Manson bahkan berambisi ingin menyaingi The Beatles.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manson percaya bahwa ada pesan soal ketegangan rasial di AS dalam 'White Album'. Menurutnya, hubungan antara orang kulit hitam dan kulit putih di AS sedang bergejolak. Orang kulit hitam, kata Manson, akan segera membuat pemberontakan di kota-kota di AS.
Di hadapan para pengikutnya di Manson Family, Manson menjelaskan bahwa gejolak sosial orang kulit hitam dan kulit putih sudah diprediksi oleh The Beatles. Lagu-lagu 'White Album', katanya, menceritakan semua, meski dalam kode-kode tertentu.
Simak juga 'Pembunuh Keji Charles Manson Meninggal di Usia 83 Tahun':
Pembunuhan untuk Memfitnah Orang Kulit Hitam
Obsesi Manson soal pemberontakan orang kulit hitam itu diwujudkan lewat pembunuhan sadis pada 1969. Dia membunuh Sharon Tate dan empat orang lainnya. Ia merencanakan pembunuhan dengan meninggalkan bukti palsu yang membuat aksi keji itu seolah-olah dilakukan oleh Black Panthers, sebuah kelompok militan Afrika-Amerika.
Namun pada akhirnya kejahatan Manson dan para pengikutnya terungkap. Manson dinyatakan bersalah atas konspirasi pembunuhan pada 1971 dan dijatuhi hukuman seumur hidup. Tafsiran Manson soal gejolak antara orang kulit hitam dan kulit putih dalam lagu The Beatles tak pernah terbukti. Manson ternyata salah memahami makna lirik lagu itu.