Mensos Risma Luruskan soal Aksinya Paksa Tunarungu Bicara yang Tuai Kritik

Mensos Risma Luruskan soal Aksinya Paksa Tunarungu Bicara yang Tuai Kritik

Haris Fadhil - detikNews
Jumat, 03 Des 2021 19:10 WIB
Mensos Risma
Tangkapan layar kanal YouTube Kemensos RI
Jakarta -

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menuai kritik lantaran memaksa seorang tunarungu untuk berbicara. Risma kemudian memberi penjelasan.

"Saya ingin memastikan bahwa alat bantu dengar itu berfungsi dengan baik karena kalau dia tidak bisa merespons, itu bisa merugikan dia," kata Risma seperti dikutip dari situs resmi Kemensos, Jumat (3/12/2021).

Risma mengatakan dia mendorong agar para tunarungu tidak menyerah untuk memaksimalkan kemampuan telinga dan mulut. Risma kemudian menceritakan pengalaman memprihatinkan di balik momen dia memaksa tunarungu untuk berbicara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut momen memprihatinkan itu terjadi ketika dia menjabat Wali Kota Surabaya. Dia menyebut ada tunarungu yang tertabrak kereta api hingga kehilangan nyawa saat bencana.

"Ini pengalaman sangat memukul saya. Saya hanya ingin memastikan mereka bisa menyampaikan pesan dengan berbagai cara. Mereka harus bisa bereaksi terhadap lingkungannya, khususnya bila itu membahayakan jiwa dan kehormatannya. Apakah dengan suara, gerakan tangan, atau alat bantu yang mereka kenakan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Risma menegaskan penyandang disabilitas harus bisa melakukan pertahanan diri. Menurutnya, penyandang disabilitas harus bisa mengatasi sendiri masalah yang dihadapi karena tidak selamanya berada di lingkungan yang ramah terhadap penyandang disabilitas.

"Dalam kesempatan tersebut, saya meminta mereka mencoba bersuara. Bagi sebagian penyandang disabilitas rungu, bersuara bukan pekerjaan mudah. Nah, saya meminta mereka... meminta lho, ya, agar mereka bisa strive beyond the limit," kata Risma.

Politikus PDIP ini menegaskan tidak memiliki niat apa pun terhadap penyandang disabilitas. Dia menyatakan telah mendedikasikan kebijakan Kemensos untuk memperkuat dukungan terhadap penyandang disabilitas.

"Saya telah mengeluarkan kebijakan untuk tidak ada pembangunan gedung. Anggaran dialihkan untuk inovasi alat bantu buat mereka. Itu tidak mudah, lho. Lama prosesnya," katanya.

Simak selengkapnya di halaman selengkapnya.

Simak Video: Dear Bu Risma, Disabilitas Berhak Memilih Pendekatan Habilitasi

[Gambas:Video 20detik]




Sebelumnya, Risma menjadi sorotan setelah memaksa tunarungu berbicara. Momen itu terjadi pada peringatan Hari Disabilitas Internasional 2021 di Gedung Aneka Bhakti Kemensos, Rabu (1/12/2021). Acara ini juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kemensos RI.

Di panggung, Risma berdiri bersama penyandang disabilitas rungu-wicara dan autisme bernama Anfield Wibowo. Anfield yang memang gemar melukis membawa karyanya di lokasi. Anfield lantas memegang mikrofon dan mencoba berbicara.

Anfield tampak memegang kertas dan mencoba berbicara. Seorang juru bicara bahasa isyarat membantu memperjelas apa yang disampaikan Anfield.

Setelahnya Risma mengajak seorang penyandang disabilitas tunarungu wicara lain bernama Aldi ke atas panggung.

"Aldi, ini ibu. Kamu sekarang harus bicara, kamu bisa bicara. Ibu paksa kamu untuk bicara. Ibu nanam... eh melukis, tadi melukis pohon, ini pohon kehidupan. Aldi ini pohon kehidupan. Ibu lukis hanya sedikit tadi dilanjutkan oleh temanmu Anfield. Nah, Aldi, yang ibu ingin sampaikan, kamu punya di dalam, apa namanya, pikiranmu, kamu harus sampaikan ke ibu, apa pikiranmu," ucap Risma.

"Kamu sekarang, ibu minta bicara, nggak pakai alat. Kamu bisa bicara," imbuh Risma.

Aldi lantas tampak mencoba berbicara, tapi suaranya lirih. Risma terus meminta Aldi berbicara tanpa menggunakan alat bantu.

Tak berapa lama, ada seorang perwakilan dari Gerakan untuk Kesejahteraan tunarungu Indonesia (Gerkatin) bernama Stefanus yang naik ke panggung. Stefanus tampak berbicara menggunakan bahasa isyarat yang diterjemahkan langsung oleh juru bicara bahasa isyarat. Stefanus menyampaikan kritik karena Risma memaksa tunarungu berbicara.

Halaman 2 dari 2
(haf/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads