Irwasum Minta Jajaran Wilayah Tak Malu Minta Maaf Jika Ada Polisi Salah

Irwasum Minta Jajaran Wilayah Tak Malu Minta Maaf Jika Ada Polisi Salah

Adhyasta Dirgantara - detikNews
Jumat, 03 Des 2021 14:05 WIB
Tim supervisi Mabes Polri di bawah pimpinan Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto mengecek Operasi Ketupat Semeru di Jawa Timur. Agung mengingatkan petugas agar meningkatkan pengamanan di tempat wisata hingga mal
Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto (Foto: dok. Polda Jatim)
Jakarta -

Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Agung Budi Maryoto meminta jajaran di kewilayahan mampu meredam isu mengenai polisi bermasalah di wilayah masing-masing. Agung menegaskan jajaran kepolisian tidak perlu malu untuk meminta maaf.

"Pemimpin diharapkan mampu meredam isu ketika ada permasalahan di wilayahnya, sehingga tidak menjadi isu nasional atau viral. Tadi Pak Wakapolri (Komjen Gatot Eddy Pramono) sudah menyinggung hal ini. Jadi segera diredam, segera diklarifikasi. Kalau perlu minta maaf, minta maaf, sehingga tidak viral," ujar Agung dalam sambutannya saat Apel Kasatwil Polri tahun anggaran 2021 di Bali, Jumat (3/12/2021).

Agung menjelaskan para kasatwil dan kapolres harus langsung memberi klarifikasi apabila ada pemberitaan mengenai anggota polisi bermasalah. Agung juga menyampaikan pesan Komjen Gatot, di mana para kapolres harus melakukan visit media.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menyarankan untuk para kasatwil, kapolres, segera mengklarifikasi secepatnya apabila ada pemberitaan di media. Jadi cepat segera dijawab, segera diklarifikasi, sehingga tidak viral. Kemudian Wakapolri juga tadi menyampaikan silakan visit media, bisa datangi, silaturahmi, untuk menjalani hubungan emosional yang baik," tuturnya.

Lebih lanjut Agung menyarankan jajaran kewilayahan supaya menggandeng tokoh-tokoh yang terkenal untuk membantu meredam isu viral mengenai polisi bermasalah. Dia juga menegaskan masalah-masalah yang sudah selesai tidak perlu diungkit kembali, sehingga tidak menjadi besar lagi di pemberitaan atau media sosial.

ADVERTISEMENT

"Kemudian tentu kami menyarankan, mungkin ada tokoh-tokoh yang punya followers yang banyak, segera disilaturahmi untuk membantu klarifikasi apabila ada kesatuannya ada yang viral. Sehingga dengan adanya tokoh-tokoh daerah, banyak followers-nya bisa meredam," kata Agung.

"Kemudian tidak perlu mempublikasikan apabila masalah tersebut sudah cooling down. Artinya, kalau masalah sudah (selesai), diberitakan lagi malah dibesarkan lagi oleh media mainstream maupun media sosial. Ini tolong," sambungnya.

Sebelumnya, Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto menyentil kapolres yang enggan mengangkat telepon wartawan yang sedang mencari informasi mengenai sesuatu yang viral. Seharusnya para kapolres meminta waktu untuk mengumpulkan data, bukan mengabaikan telepon wartawan.

"Pak Wakapolri juga tadi menyampaikan bahwa belum maksimal mengelola media. Saya sependapat dengan beliau. Apabila ada media ataupun katakan wartawan yang ingin menanyakan, kalau memang pimpinan kapolres belum siap datanya, bisa saja tunggu sebentar atau kasih waktu 10-30 menit sambil cari data," ujar Agung dalam sambutannya saat Apel Kasatwil Polri tahun anggaran 2021 di Bali, Jumat (3/12).

"Jangan terus malah teleponnya tidak dijawab. Kemudian pasti (wartawan) akan telepon ke kapolda. Nah, kapolda, kalau belum diberi laporan, jawabnya susah, akhirnya kepada pimpinan Polri. Ini tolong menjadi atensi kita semua," sambungnya.

(drg/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads