Keluarga Seto (18), korban tewas dalam kebakaran Gedung Cyber 1, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, menolak autopsi. Keluarga meyakini tak ada unsur kesengajaan dalam tewasnya Seto.
"Dari kita sih memang saya yang melarang untuk autopsi. Saya keberatan karena lihat sendiri. Baju semua masih utuh, raganya dia semua masih utuh, masker pun masih nyantel. Kita anggap ini musibah kecelakaan. Dan ini intinya bukan unsur kesengajaan," jelas kakak kandung Seto, Rini, saat dijumpai di rumah duka, Depok, Jawa Barat, Jumat (3/12/2021).
Ayah Seto, Margono, menyampaikan hal senada. "Saya banyak terima kasih kepada kepolisian, anak saya bisa diterima. Istilahnya nggak divisum," ujar Margono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikcom, jenazah Seto dimakamkan di pemakaman tak jauh dari rumah orang tuanya di Depok sekitar pukul 10.15 WIB.
Kebakaran terjadi di Gedung Cyber 1, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Jaksel), pukul 12.34 WIB, Kamis (2/12). Dinas Penanggulangan Kebakaran & Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta mengerahkan 40 unit mobil damkar. Saat ini api sudah padam.
Dilaporkan ada dua korban meninggal dunia, yakni Seto (18) dan Redzuan (17). Satu korban meninggal di lokasi kejadian, satu lagi meninggal dalam perjalanan ke RSUD Mampang.
Dua korban tewas dalam kebakaran Gedung Cyber 1 adalah siswa SMK Taruna Bhakti, Depok. Saat kejadian, mereka sedang melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di gedung tersebut.
"Dua korban kebakaran yang meninggal dunia adalah siswa dari SMK Taruna Bhakti Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ)," ujar pejabat Humas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Mulat Wijayanto, saat dihubungi.