Hillary Brigitta Lasut menjadi sorotan karena meminta pengamanan TNI. Bukan tanpa alasan, dia meminta bantuan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman karena sosoknya selalu sigap dalam keadaan darurat.
Di sisi lain, Hillary Brigitta Lasut mengaku terlalu sering merepotkan Kapolri. Inilah sebabnya dia meminta pengamanan dari KSAD Jenderal TNI Dudung.
Siapa sosok Hillary Brigitta Lasut yang meminta bantuan pengamanan TNI? Simak informasi di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hillary Brigitta Lasut: Ini Profil Lengkapnya
Hillary Brigitta Lasur merupakan anggota DPR termuda yang berasal dari Partai NasDem. Lahir di Manado, 22 Mei 1996, berikut profil lengkapnya:
Riwayat Pendidikan
- SD , KAT 01 ST THERST. Tahun: 2003 - 2009
- SMP , Manado Internasional. Tahun: 2009 - 2011
- SMA , SMU 1 Manado . Tahun: 2011 - 2014
- S1 Ilmu Hukum, Universitas Pelita Harapan. Tahun: 2014 - 2018
- S2 , Washington School of Law. Tahun: 2018 - 2019
Riwayat Pekerjaan
- CV Mutiara Sakti, sebagai Operasional Direktur (2019)
- Lippo Mall Puri, sebagai Arta Officer (2018 - 2019)
- AKHH Law Firm, Sebagai: Mangong (2017)
Riwayat Organisasi
- Ketua OSIS SMAN 1 Manado
- Paskibraka Kota Manado
- Bendahara Himpunan Mahasiswa Universitas Pelita Harapan
- Bendaraha C.P Nasdem Sulawesi Utara
Hillary Brigitta Lasut: Minta Pengamanan TNI
Melalui akun instagram pribadinya, Hillary Brigitta Lasut mengaku meminta pengamanan TNI. Dia bercerita, hal ini sesuai dan berlandaskan pada Permen Nomor 85 Tahun 2014.
"Banyak yang bertanya soal apakah benar saya meminta ajudan atau bantuan pengamanan dari TNI. Benar, saya menyurat ke KSAD untuk memohon bantuan pengamanan sesuai dengan Permen No 85 Tahun 2014," kata Hillary di akun Instagram seperti dikutip Kamis (2/12).
Hillary Brigitta Lasut mengaku sudah lama mempertimbangkan bantuan pengamanan TNI. Sebab, kata dia, secara fisik dan mental TNI selalu siap untuk keadaan darurat. Hillary pun mengaku terlalu sering merepotkan Kapolri jika hendak meminta bantuan kepolisian.
"Terkait banyaknya kasus masyarakat kecil di Sulut yang saya kawal, saya merasa lebih nyaman kali ini meminta bantuan TNI. Kalau ditanya kenapa, jujur saja saya harus mengakui, cukup tidak mudah untuk menjadi seorang perempuan berusia 20-an dan belum menikah, khususnya di dunia politik yang dinamis dan tidak tertebak," kata Hillary.
"Keharusan untuk tugas luar, bertemu banyak orang, dan bertemu masyarakat sampai larut malam, serta mengutarakan pendapat dan suara rakyat yang terkadang berbeda haluan dengan kepentingan sebagian golongan kuat membuat ancaman dan rasa khawatir tidak terelakkan," sambungnya.
Hillary Brigitta Lasut: Minta Bantuan Karena Tinggal Sendiri
Alasan Hillary Brigitta Lasut meminta bantuan TNI karena kondisinya yang tinggal sendiri di Ibu Kota. Adik-adiknya pun masih kecil, sementara sang ayah bertugas ke daerah perbatasan yang membuat dirinya mempertimbangkan pengamanan.
"Tidak ada yang kuat secara fisik di rumah, adik laki-laki saya yang paling besar baru lulus SMP, yang paling kecil baru 3 tahun," ujar Hillary.
Hillary Brigitta Lasut menyatakan, dia mempunyai kewajiban untuk melindungi adik-adiknya selepas kepergian almarhum ibunda. Inilah yang membuatnya bertekad membuka diri meminta bantuan pengamanan, khususnya karena dia mengaku sering berselisih paham dengan banyak pihak ketika membela masyarakat Sulut.
"Saya bukan orang yang suka diikuti ke sana-kemari. Tetapi, karena berbagai pertimbangan ini, saya sadar saya tidak jago bela diri, saya perempuan yang punya cita-cita besar tapi tidak bisa menutupi kemampuan fisik saya terbatas, dan walaupun saya yakin wanita bisa jadi apa saja, saya rasa tidak ada salahnya mengakui keterbatasan diri sendiri dengan meminta bantuan selama tidak menyalahi aturan," jelasnya.
"Sehingga saya bisa dibilang meminta bantuan pengamanan karena butuh dan terdesak, bukan untuk kelihatan keren saja. Ada hal-hal besar dan strategis yang akan saya suarakan beberapa saat ke depan dan berpotensi mengganggu sekelompok oknum, sehingga saya yakin tindakan antisipasi tidak ada salahnya," sambungnya.
Hillary Brigitta Lasut akui tak komunikasi langsung dengan Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Simak informasinya di halaman selanjutnya.
Simak Video: Anggota DPR Hillary Minta Pengamanan TNI, MKD Mengizinkan
Hillary Brigitta Lasut: Ngaku Tak Komunikasi Politik
Kendati Hillary Brigitta Lasut sudah menyurati TNI Dudung, namun dia memastikan tidak berkomunikasi politik langsung dengan Jenderal Dudung. Penyampaian pengamanan itu pun disampaikan melalui staf Hillary.
"Saya nggak bicara langsung, saya hanya ikuti prosedur menyurat saja seperti biasa, hanya administratif saja. Jadi saya tidak ada komunikasi politik dengan Pak Dudung, hanya staf saya menyurat minta bantuan BKO," kata Hillary saat dihubungi detikcom, Kamis (2/11).
Hillary Brigitta Lasut pun mengaku tak ada respon dari Jenderal Dudung atas suratnya. Namun, dia memastikan memperhatikankesejahteraan prajurit TNI yang diarahkan mengawal dirinya.
"Nggak direspons, cuma dibantu proses saja, saya tanggung kesejahteraan prajuritnya," ujarnya.
Hillary Brigitta Lasut: Fraksi NasDem DPR RI Buka Suara
Tindakan Hillary Brigitta Lasut membuat Fraksi Nasdem buka suara. Ketua Fraksi NasDem DPR Ahmad Ali mengaku kaget dan menyayangkan tindakan Hillary. Menurutnya, anggota DPR termuda Hillary terlebih dulu harus memberi tahu ke fraksi.
Dia pun menilai, tindakan yang dilakukan Hillary Brigitta Lasut tak patut. Kepada detikcom, dia menegaskan anggota DPR dapil Sulawesi Utara itu bakal ditegur.
"Kalau dari NasDem, itu tidak patut, dan itu pasti saya buat teguran hari ini," terang Ahmad Ali.
Di sisi lain, Ahmad Ali juga menyinggung aturan yang dijadikan dasar oleh Hillary Brigitta Lasut. Diketahui, Hillary menggunakan Peraturan Menteri Pertahanan (Permenhan) Nomor 85 Tahun 2014.
"Pertanyaannya, apakah seorang anggota DPR memiliki kapasitas untuk itu? Kalaupun dasar itu yang digunakan, pertanyaan saya sih sebagai fraksi, apakah itu etis, patut?" sebut Ahmad Ali.
Menanggapi teguran itu, Hillary Brigitta Lasut mengaku heran. Selama ini tidak ada anggota Dewan yang melapor ke fraksi terkait staf atau ajudan. Dia menyebut mungkin baru dirinya saja yang bakal ditegur oleh fraksinya lantaran persoalan pengawal.
"Nggak pernah ada anggota Dewan harus ngelapor ke fraksi urusan staf atau ajudan, Itu urusan masing-masing. Nggak pernah saya lihat temen-temen saya yang pakai ajudan atau pengawalan melapor ke fraksi terkait ajudannya, baru saya kali sepanjang sejarah yang heboh begini," ujarnya.
Padahal, Hillary Brigitta Lasut menyebut sudah meminta pengawalan sesuai prosedur yang berlaku. Dia mengaku sudah menyurati KSAD Jenderal Dudung Abdurachman untuk permintaan pengawalan.
Hillary Brigitta Lasut turut mempertanyakan soal batas etis dan tidak etis permohonan tersebut. Menurutnya, selama ini dia selalu memastikan apakah tindakannya sesuai dasar hukum atau sebaliknya.
"Apabila fraksi berpendapat tindakan saya tidak etis, tentunya saya akan taat dan mengakui tindakan saya sebagai suatu yang tidak etis, dan berkomitmen untuk menjauhi tindakan serupa," ujarnya dalam keterangan yang diunggah di akun twitternya, Kamis (2/12).
"Karena selama ini saya selalu memastikan dulu, perbuatan saya ada dasar hukumnya atau tidak. Tapi tidak punya tolok ukur jelas soal mana yang etis dan mana yang tidak," sambung dia.