Pemerintah menjatuhkan sanksi sosial pada penanggung jawab hajatan khatam Al-quran yang diduga diselingi kontes waria di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar). Kiki Busman selaku penanggung jawab, diduga lalai lantaran kegiatan yang digelarnya menimbulkan keramaian, serta dianggap melanggar norma agama dan norma sosial karena dihadiri banyak waria yang berpakaian minim.
"Setelah kami koordinasi dengan yang bersangkutan (Kiki Busman), mungkin ada sanksi atau hal positif yang bisa dilakukan. Untuk supaya menyeimbangkan kegiatan yang telah dilaksanakan dan negatif kesannya," ujar Lurah Pappang, Nabil Widjan Al Hamdani kepada wartawan, Kamis (2/12/2021).
Hal tersebut disampaikan usai Nabil meminta klarifikasi kepada Kiki Busman. Nabil menyebut sanksi sosial yang dijatuhkan ke Kiki Busman berupa kegiatan berbagi dengan warga kurang mampu sepekan penuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan berbagi bersama masyarakat kurang. Yang akan kami lakukan sama-sama dengan yang bersangkutan (Kiki Busman)," jelas Nabil.
Dalam kesempatan yang sama, Kiki Busman mengaku siap melaksanakannya hukuman sosial itu. "Terkait sanksinya, Insya Allah saya siap. Saya syukuri, karena bisa berbagi dengan sesama," tutur Kiki Busman.
Kendati demikian, Kiki Busman membantah hajatan yang digelarnya disebut diselingi dengan kontes waria yang menyebabkan terjadinya kerumunan. Dia mengaku, tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut berasal dari berbagai kalangan, termasuk pejabat.
"Itu bukan kontes waria, tetapi acara syukuran. Dasar saya seorang waria, makanya saya undang dulu teman saya yang kebanyakan waria, baru undang orang lain," jelas Kiki.
"Ini betul-betul acara syukuran, betul-betul silaturahmi untuk meramaikan hajatan. Bukan cuma waria yang hadir, ada juga MUA (make up artist) perempuan yang hebat, desainer perempuan, MUA artis perempuan, sampai kalangan anggota dewan," imbuh Kiki.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Terkait acara kegiatan yang dianggap berbeda dari lainnya, serta adanya properti mirip catwalk, Kiki mengaku itu upaya menarik perhatian untuk mempromosikan usaha wedding organizer miliknya.
"Kalau itu, saya tujuannya untuk mempromosikan wedding organizer saya. Jadi tidak ada kontes," tegas dia.
Kiki Busman mengaku siap untuk meminta maaf atas acara syukurannya yang dianggap menimbulkan polemik di masyarakat. "Saya meminta maaf, dan saya berjanji tidak akan lagi melaksanakan kegiatan, jika dianggap meresahkan, apalagi di masa pandemi virus Corona," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, petugas gabungan membubarkan pelaksanaan hajatan keluarga yang diduga dibarengi dengan kontes waria di Desa Pappang, Kecamatan Campalagian, Selasa malam (30/11). Selain tidak berizin, acara tersebut dianggap melanggar norma agama dan sosial, serta memicu terjadinya kerumunan di masa pandemi COVID-19.