"Ninik Mamak mengarahkan anak kemenakan pada jalan yang benar. Mendorong pada kegiatan positif sehingga banyak program dan kegiatan pemerintahan yang terbantu," kata Mahyeldi dalam keterangan tertulis, Kamis (2/12/2021).
Hal ini ia sampaikan kepada Dodi Herman di Kabupaten Solok saat menghadiri acara melewakan Gala Datuak Parpatiah Nan Hitam Suku Guci Nagari Muaro Pingai.
Ia mengatakan setelah reformasi, Gerakan Kembali Ke Nagari kembali digaungkan dan dilaksanakan di Sumbar. Hal itu dilakukan karena pihaknya memahami bahwa bila nagari kuat, maka Sumbar juga akan kuat. Selain itu, Mahyeldi melihat pendidikan sosial budaya di Nagari telah terbukti mampu menciptakan banyak tokoh nasional asal Minang pada masa perjuangan dan awal kemerdekaan.
Ia menyebutkan jika dihitung persentase, jumlah masyarakat Minang hanya 5 persen dari masyarakat Indonesia. Namun, jumlah tokoh yang dihasilkan jauh lebih banyak dari persentase itu.
"Itulah hebatnya peran nagari yang diharapkan bisa dibangkitkan kembali," katanya.
Menurut Mahyeldi, tradisi yang berkembang di Nagari melatih generasi muda dalam kepemimpinan agar mampu bicara dan mampu mendengar. Ia menilai pemimpin tidak hanya harus pandai bicara, tetapi juga harus bisa mendengar.
Selain itu, di Nagari juga diberikan bekal silek. Silek dalam fisik adalah persaudaraan dalam batinnya adalah hubungan dengan Sang Maha Pencipta. Karena itu silek harus kembali dihidupkan di Nagari-nagari.
Lebih lanjut, ia memaparkan di Nagari juga ada lapau yang mendidik generasi muda untuk memiliki wawasan luas dan neradu argumentasi.
"Inilah bukti bahwa Nagari menjadi tempat penempa generasi muda, mempersiapkan untuk masa datang. Di sini pula dituntut peran Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang dan perangkat nagari," ujar Mahyeldi.
Sementara itu, Ketua KAN Muaro Pingai berterima kasih atas kedatangan Gubernur dan semua undangan. Dalam kesempatan ini, ia juga berharap setelah kegiatan ini akan ada lagi kaum yang 'membangkik batang tarandam'.
Sebagai informasi, kegiatan ini turut dihadiri oleh Camat Jujung Sirih, Urang Sumando Suku Guci, dan Datuak-datuak serta ninik mamak dan Bundo Kanduang. (Content Promotion/Biro Adpim Setdaprov Sumbar)