PDIP DKI Jakarta mengkritik penunjukan politikus NasDem Ahmad Sahroni menjadi Ketua Pelaksana Formula E. PDIP menilai pernyataan yang dilontarkan Sahroni terkait Formula E bermuatan politis dan tidak mencerminkan sikap profesional.
"Sepanjang pengamatan setelah penunjukan Bendahara NasDem sebagai penyelenggara balapan Formula E, tidak ada satupun pernyataan teknis profesional yang dilontarkan olehnya pun oleh IMI. Pernyataan yang keluar semua adalah bermuatan politis mulai dari meningkatkan ekonomi akan menaikkan citra Jakarta dan Indonesia dan pernyataan lainnya," kata anggota DPRD DKI Jakarta F-PDIP Gilbert Simanjuntak, kepada wartawan, Rabu (1/12/2021).
Gilbert menganggap Formula E baru diketahui oleh masyarakat setelah berpolemik. Terlebih, kata dia, ajang balap mobil listrik itu menggunakan APBD DKI yang merupakan uang rakyat Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya Jakarta yang memperkenalkan Formula E, bukan sebaliknya. Citra Formula E yang naik dengan menggunakan uang rakyat Jakarta. Hasil BPK juga menganjurkan studi kelayakan ulang, karena hasil studi awal tidak benar," ujarnya.
Pernyataan politis selanjutnya yang disorot oleh Gilbert terkait lokasi venue Formula E yang akan ditentukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). PDIP meminta agar Jokowi tidak dibawa-bawa dalam polemik Formula E.
"Dimulai dari pernyataan FEO Alberto Longo yang mengatakan Presiden akan menentukan venue (lokasi balapan) yang tentunya bukan ujug-ujug tapi atas paparan yang dia dengar. Yang jelas, semua kegiatan ini adalah biaya rakyat DKI, dan hasil survei membuktikan 70,1% warga DKI tidak membutuhkan balapan orang luar negeri di Jakarta pada saat ini," ucapnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
Terakhir, Gilbert meyakini penunjukan Sahroni yang sarat akan pendekatan politis akan berdampak terhadap kepercayaan masyarakat dengan pemerintah.
"Pendekatan politis yang akhirnya mengecilkan profesionalisme akan dinilai oleh masyarakat seluruh Indonesia, seperti janji kampanye yang diminta aksi nyatanya, bukan sekedar narasi atau retorika" imbuhnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkap tiga alasan mengapa Politikus NasDem Ahmad Sahroni ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana Formula E. Anies mengatakan Sekjen Ikatan Motor Indonesia (IMI) itu ditunjuk lantaran berpengalaman dalam kegiatan ajang balap mobil.
"Pertama, Pak Saroni adalah seorang yang berpengalaman di dalam kegiatan balap mobil, di dalam kegiatan raising yang amat diperlukan ketika kita melaksanakan sebuah kegiatan seperti Formula E," kata Anies saat jumpa pers di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (29/11).
Alasan kedua ialah Sahroni merupakan ketua perkumpulan mobil listrik. Anies ingin Formula E membawa pesan transformasi moda transportasi bebas emisi seperti kendaraan berbasis listrik.
"Kedua, beliau adalah ketua perkumpulan mobil listrik. Yang kita tahu Formula E adalah sebuah balap mobil dengan menggunakan energi listrik, karena itu kita sama-sama menyadari bahwa Formula E ini juga untuk membawa pesan kepada semua, bahwa kita perlu mulai bersiap untuk melakukan transformasi kepada moda transportasi yang bebas emisi, salah satunya adalah kendaraan berbasis listrik," ujarnya.
Alasan berikutnya, Anies menaruh harapan kepada Sahroni agar menjembatani regulasi internasional terhadap pelaksanaan di lapangan. Anies berharap, sebagai perwakilan Formula E Operation, Sahroni bisa melakukan peran tersebut.