Detik-detik Pengungsi Afghanistan Bakar Diri di Depan UNHCR Medan

Detik-detik Pengungsi Afghanistan Bakar Diri di Depan UNHCR Medan

Datuk Haris Molana - detikNews
Rabu, 01 Des 2021 14:39 WIB
bakar diri
Tangkapan layar video viral pengungsi Afghanistan bakar diri di UNHCR Medan (Dok. Istimewa)
Medan -

Pengungsi Afghanistan bernama Ahmad Syah (20) melakukan aksi bakar diri di depan kantor UNHCR di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Begini rangkaian peristiwa aksi bakar diri Ahmad yang saat ini terbaring lemas di ruang ICU rumah sakit di Medan.

Koordinator pengungsi Afghanistan di Medan, Juma, mengatakan, sejak Selasa pagi (30/11/2021), korban telah berada di lokasi tempat di mana pengungsi itu menggelar aksi nginap di depan kantor UNHCR Medan. Lalu, korban mengobrol ke pengungsi lainnya dan mengatakan dia akan melakukan aksi bakar diri. Awalnya, kata Juma, mereka tidak percaya dengan omongan korban.

"Dari pagi sudah di sini, kawan-kawan saya sudah ngobrol sama dia dan dia memang bilang saya akan bakar diri, tapi kita nggak percaya, kita gimana bisa percaya sama dia, dia bisa bunuh diri dengan membakar badannya. Di situ kita nggak percaya," kata Juma kepada wartawan, Rabu (1/12).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu, Ahmad diam-diam naik dan berada tepat di depan gedung UNHCR. Saat berada di situ, dia pun langsung menyiramkan dirinya dengan minyak.

"Dia bawa minyaknya di botol, dia sudah naik langsung siram," ujar Juma.

ADVERTISEMENT

Juma menyebut setelah dia menyiram minyak ke tubuhnya, lalu empat orang pengungsi lainnya langsung naik. Dia sempat meminta pengungsi lainnya tidak mendekat, dia pun menjauhkan diri.

"Dia tidak mau dekat, jauhkan diri. Jangan dekat, jangan dekat. Ini bahaya ini bahaya," sebut Juma menirukan ucapan Ahmad Syah.

Empat orang yang telah mendekat itu berupaya yang terbaik agar Ahmad tidak melakukan aksinya. Namun usaha itu sia-sia lantaran Ahnad langsung menyalakan api yang ada pada mancis yang dipegangnya.

"Empat kawan saya sudah usahakan yang terbaik mau tangkap dia dan mau pegang tangan dia, mereka tidak sukses. Dia ada dua mancis kanan kiri, ketika kawan saya sudah dekat ya dia langsung membakar diri. Pas mau ditangkap langsung nyala apinya," ucap Juma.

Setelah itu, satpam gedung langsung menyiram dengan menggunakan semprotan api. Juma berdoa agar temannya itu kembali sehat.

"Kita harap bisa kembali dengan kesehatan yang baik," ucap Juma.

Korban Juga Pernah Sayat Diri

Sebelum melakukan aksi bakar diri, Ahmad Syah juga sempat melakukan aksi lainnya. Dia sempat menyayat tangan serta diduga memotong alat kelaminnya.

"Sebelum kejadian ini, dia sudah pernah potong alat kelaminnya, dia pernah potong tangannya (sayat-sayat)," ucap Juma.

Aksi menyayat tangan itu dilakukan pada 2016 hingga pada 2021 membakar dirinya.

"Dia masuk ke Indonesia umurnya 16 tahun.Tahun 2016 (sayat tangan), 2020 dia potong alat kelaminnya, 2021 dia bakar diri," sebut Juma.

Juma mengatakan Ahmad telah berulang kali minta bantuan IOM soal kesehatannya. Sebelum melakukan aksi bakar diri pun, Ahmad telah menghubungi pihak IOM.

"Karena stres berat, bahkan dia sudah bolak-balik minta bantuan IOM, dia sendiri berkomunikasi dengan perawat IOM dan perawat IOM tolak terus. IOM tidak mau koordinasikan dengan pimpinannya. Dan tidak mau balas pesan dia. Sebelum dia datang ke sini, dia bolak-balik hubungi orang IOM," sebut Juma.

Kondisi Ahmad Syah Tidak Sadar

Ahmad Syah kini berada di ruang ICU salah satu rumah sakit di Kota Medan. Kondisinya pun disebut sangat memprihatinkan.

"Kawan kami sekarang kondisinya parah; 70 persen dia akan mati dan 30 persen akan hidup. Tadi pagi saya dapat telepon dari kawan, dia di ICU kondisinya kurang bagus. Kawan saya satu orang sekarang lagi di situ menjaga dia. Dia bilang 75 persen tubuhnya sudah luka bakar," sebut Juma.

"Kami minta doain saudara kami ini kembali sehat. Kondisinya nggak sadar, dia di ICU tidak bisa bicara, tidak bisa apa-apa," sebut Juma.

Juma mengaku aksi bunuh diri itu bukan dia tidak ada uang. Dia hanya depresi atau stres karena hidup tidak jelas.

"Bunuh diri itu bukan dia nggak ada duit, nggak ada baju, karena sudah lama di sini mengalami hidup ketidakjelasan selama 5 tahun, depresi dan stres. Bukan hanya dia, kalau kita periksa semua pengungsi di sini 75 atau 80 persen lagi mengalami depresi, stres," ucap Juma.

Halaman 2 dari 2
(zap/zap)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads