Wali Kota Medan Bobby Nasution membuka Balai Kota Medan yang untuk masyarakat. Diketahui, Balai Kota yang berlokasi di Jalan Kapten Maulana Lubis ini telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata baru bagi warga Kota Medan.
Sebagaimana diketahui, Balai Kota merupakan bangunan administratif utama bagi pemerintahan kota yang menjadi simbol tempat berkantornya Wali Kota dalam menjalankan tugas sehari-hari. Sehingga, masyarakat tidak bisa bebas memasuki area ini karena ada persyaratan yang harus dipenuhi. Namun, dengan dibukanya Balai Kota Medan sebagai destinasi wisata hal ini tak lagi berlaku.
Bobby mengatakan, kini setiap Sabtu malam, warga dapat menikmati aneka kuliner Kota Medan yang selama ini dikenal dengan dua rasa, yakni enak dan enak sekali di Balai Kota Medan. Selain itu, warga juga bisa menikmati pagelaran seni, budaya, serta pertunjukan kekinian yang ditampilkan dari berbagai komunitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kebijakan ini menjadi simbol kedekatan dirinya dengan warga, sekaligus sebagai Wali Kota inklusif. Bobby mengungkap dibukanya Balai Kota untuk warga ini ditandai dengan digelarnya pertunjukan seni budaya, ekonomi kreatif, serta video mapping pada Sabtu (20/11). Meski telah ditetapkan sebagai destinasi wisata baru, ia pun menekankan penerapan protokol kesehatan (prokes) di Bali Kota ini.
Menurutnya, prokes harus semakin diperketat, sebab ia tidak mau Balai Kota menjadi klaster baru penyebaran COVID-19. Mengingat angka kasus terkonfirmasi positif terus menunjukkan angka penurunan, bahkan angka kasusnya sempat nihil dalam beberapa hari.
"Pengunjung yang masuk Balai Kota akan dibatasi jumlahnya dan harus mengikuti prokes. Kemudian, wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai bukti pengunjung telah divaksin. Jadi, sebelum memasuki area Balai Kota, pengunjung harus terlebih dahulu melakukan scan barcode aplikasi PeduliLindungi. Hal ini yang harus kita tekankan secara terus-menerus," kata Bobby dalam keterangan tertulis, Jumat (26/11/2021).
Lebih lanjut, Bobby menjelaskan dijadikannya Balai Kota sebagai destinasi wisata baru merupakan salah satu upaya pihaknya untuk membangkitkan perekonomian Kota Medan di tengah pandemi COVID-19, khususnya sektor UMKM.
Selain itu, lanjutnya, Pemkot Medan juga ingin menghadirkan dan memberikan suasana baru kepada masyarakat sebagai tempat hiburan. Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk mengunjungi Balai Kota guna menyaksikan pertunjukan seni dan budaya sembari menikmati aneka kuliner yang dijajakan dengan mengikuti prokes yang telah ditetapkan.
Adapun kebijakan ini turut mendapat apresiasi dari Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Dr Fakhrur Rozi M.IKom. Menurut Rozi, ditetapkannya Balai Kota sebagai destinasi wisata memberi kesempatan kepada masyarakat umum untuk mengunjunginya setiap setiap Sabtu malam.
"Secara pribadi saya mengapresiasi Pak wali kota dengan membuka Balai Kota untuk masyarakat. Kebijakan ini saya nilai sangat baik karena bisa membangun rasa memiliki (sense of belonging) masyarakat terhadap pemerintah daerahnya," ungkap Rozi.
Meski demikian, Rozi pun mengingatkan bahwa dibukanya Balai Kota ini menjadi tantangan bagi Pemko Medan hingga jajaran di tingkat paling bawah untuk bisa inklusif dengan masyarakat, terutama dalam memberikan pelayanan.
"Artinya, pelayanan publik yang diberikan harus maksimal. Sebab, Balai Kota adalah simbol dari pemerintahan kota. Jadi, jika simbolnya sudah bisa diakses, maka pelayanan publik juga harus bisa diakses dan dirasakan lebih baik lagi oleh masyarakat. Jangan lagi ada muncul misalnya masyarakat yang kesulitan dilayani oleh aparatur Pemkot Medan," terangnya.
Rozi pun menilai hadirnya UMKM, pagelaran seni, budaya dan kegiatan lain sebagai hiburan sebagai langkah yang baik dan bagus. Sebab, ia melihat ada peluang ekonomi di dalamnya.
Baca juga: BPBD: Banjir di Kota Medan Sudah Surut |
Ia pun mengingatkan agar semua pihak harus menjaga Balai Kota sebagai simbol pemerintahan kota agar tidak kehilangan ruh-nya.
"Yang perlu diperhatikan adalah masalah kebersihannya. Yang tidak kalah penting lagi agar aktivitas di sana jangan sampai melenceng atau mengotori simbol pemerintahan kota tersebut," pesannya.
Selain itu, Rozi berharap dan juga mendorong agar wali kota dapat menghadirkan destinasi wisata kota lainnya setelah Balai Kota yang dapat dikunjungi masyarakat. Paling tidak, harapnya, dapat dijadikan sebagai obyek foto. Sebab, Rozi menilai Kota Medan tidak memiliki potensi alam sehingga harus bisa memaksimalkan kotanya sebagai destinasi wisata seperti yang telah dilakukan sejumlah kota di Indonesia.
"Sudah ada beberapa contoh kota di Indonesia yang telah memaksimalkan potensi kotanya, terutama kawasan yang menjadi titik nol hidup pada malam-malam tertentu sehingga menjadi destinasi wisata kota. Yang terpenting jangan sampai menimbulkan masalah baru, misalnya sampah maupun kerawanan kamtibmas," ungkapnya.
(ega/ega)