Wartawati Trecia Renny Lumahiwa (34) diduga mendapat kekerasan dari Satpol PP saat meliput sengketa lahan proyek jalan di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Dia ditendang hingga dipukul oleh oknum Satpol PP yang mengamankan lokasi.
Peristiwa itu terjadi saat Renny meliput sengketa lahan proyek Jalan Boulevard II di Kelurahan Molas, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, pada Rabu (18/11/2021) lalu. Saat itu terjadi kericuhan antara warga yang mengaku ahli waris lahan yang dijadikan jalanan dan para pekerja proyek.
"Karena saya melihat Satpol PP (saat kericuhan terjadi), saya menengarai. Pas saya balik badan, saya ditendang dan dipukuli, (sambil ditantang) ngana (kamu) mau mari sini," kata Renny dalam keterangannya, Kamis (18/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Renny menjelaskan, sebelum kericuhan itu terjadi, dia bersama rekannya berteduh di sebuah rumah dekat lokasi proyek.
"Jadi torang (kami) awak media berteduh karena hujan. Pada saat itu kami disuguhkan kopi oleh tuan rumah, saya dan rekan-rekan wartawan lihat ada yang merusak baliho, di sana sudah ricuh antara seorang ibu dan anak pemilik lahan," tuturnya.
Renny mengatakan, saat kericuhan terjadi, dia juga sempat didorong sambil ditantang.
"Pas di situ ambil handphone sambil mengambil gambar. Terus di situ didorong oleh Satpol PP," imbuhnya.
Renny mengungkapkan kekecewaannya terhadap perlakuan aparat keamanan. Menurut dia, pihak keamanan seharusnya bekerja profesional.
"Saya jurnalis di lapangan sangat kecewa dengan kinerja Satpol PP, semestinya kita mitra di lapangan kenapa saya malahan dipukul dan diajak berkelahi di tempat kejadian perkara (TKP) proyek," tuturnya.
Renny mengatakan akibat insiden itu dia mengalami kesakitan di bagian dada sehingga melaporkan tindakan oknum Satpol PP ke Polda Sulut.
"Saya pada hari Rabu (17/11), pukul 11.30 Wita, ke Polda buat laporan, karena bagian dada rasa bengkak. Akhirnya setelah melapor, saya ke RS Bhayangkara untuk visum," jelasnya.
Sementara itu, Kasatpol PP Kota Manado Yohanes Waworuntu membantah kabar bahwa anggotanya melakukan tindakan kekerasan.
"Intinya tidak ada pemukulan, kalau disampai-sampaikan pemukulan yang terjadi adalah adu mulut ada," kata dia.
Waworuntu mengatakan pihaknya memiliki bukti lengkap saat insiden tersebut. Jadi, menurut dia, anggotanya berada di lokasi hanya dalam rangka pengamanan.
"Kita punya foto dan video lengkap. Kalau dibilang ada pemukulan, saya bisa pastikan itu tidak ada. Kita melaksanakan itu dalam rangka kepentingan semua warga, yaitu pembangunan jalan dan kita lakukan pengamanan," tuturnya.
Waworuntu malah mengatakan anggotanya yang dipukuli. Padahal personelnya telah menjalankan tugas sesuai dengan ketentuan.
"Antara Satpol PP dengan wartawan tidak ada masalah. Hanya kemarin saja justru di video anggota kita yang dipukul dari belakang. Kita bukan melakukan pembelahan yah, kita melihat objektif apa yang terjadi dan realitasnya. Kalau anggota kita memukul wartawan itu tidak ada, justru anggota kita yang dipukul dari belakang," ujarnya.
(nvl/nvl)