Dugong ditemukan terdampar di Polewali Mandar, Sulawesi Selatan. Saat ditemukan oleh nelayan setempat, dugong dalam keadaan sudah mati dan membusuk.
Pihak berwenang setempat tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh dugong dengan panjang 276 sentimeter dan lebar 160 sentimeter. Dugong itu ditemukan pada Rabu (17/11/2021) kemarin.
Dugong termasuk dalam mamalia laut yang harus dijaga kelestariannya. Berikut informasi selengkapnya terkait dugong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama Ilmiah dan Serba-serbi Dugong
Dilansir dari situs resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan, dugong termasuk dalam mamalia laut langka. Hewan tersebut tinggal di perairan tropis seperti Indo Pasifik. Berikut rincian lengkap mengenai dugong:
- Nama ilmiah: Dugong dugon
- Kingdom: Animalia
- Filum: Chordata
- Class: Mamalia
- Ordo: Serenia
- Family: Dugongidae
- Genus: Dugong
- Spesies: Dugong dugon
- Panjang: sekitar 2,4-3 meter
- Berat: 230-930 kg
- Panjang sirip: 35-45 cm
Secara fisik, dugong dapat berubah warna. Hewan tersebut lahir dengan warna krem pucat yang kemudian lambat laun akan berubah menjadi lebih gelap di bagian punggung. Dugong diperkirakan dapat bertahan hidup selama 40-70 tahun.
Sebaran Dugong di Indonesia
Dugong menyebar di berbagai perairan tropis di dunia. Namun di Indonesia, dugong tidak dapat ditemukan di seluruh wilayah. Dugong hanya dapat ditemui di beberapa wilayah seperti Papua, Sulawesi Utara, Sumatera, Timor Timur, Maluku, bagian barat laut dan tenggara Pulau Jawa, serta pantai selatan Jawa Timur.
Upaya Pelestarian Dugong oleh Indonesia
Situs Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebut status dugong belum diketahui secara pasti. Kelangkaan dugong dipicu oleh faktor eksternal seperti kerusakan lingkungan dan perburuan illegal serta faktor internal seperti proses reproduksi yang lambat. Pemerintah mengeluarkan UU Nomor 7 tahun 1999 dan Permen LHK Nomor 20 tahun 2018 untuk melindungi dugong.
Indonesia turut andil dalam menjaga kelestarian dugong dengan terlibat proyek dengan negara lain. Proyek Dugong and Seagrass Conservation Project (DSCP) pada tahun 2017 menjadi salah satu upaya pemerintah Indonesia. Proyek yang dilaksanakan bersama Madagaskar, Malaysia, Mozambik, Sri Lanka, Timur Leste dan Vanuatu tersebut berfokus pada penyelematan dugong dan habitatnya. DSCP melibatkan masyarakat untuk menjaga dugong dan habitatnya serta memberikan pemahaman mengenai tatacara menangani mamalia laut yang terdampar.
Pemerintah juga berkolaborasi dengan konservasi lokal salah satunya Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laur Sorong (LPSPL Sorong). Organisasi itu aktif mengikutsertakan masyarakat dengan program sosialisasi dan pena laut.
Berita selengkapnya tentang penemuan dugong terdampar di Sulsel dapat disimak di halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Penjelasan Dokter soal Bayi Dugong di Polman Mati Usai Sepekan Dirawat